Minggu, 28 Juni 2009

MENGUAP



HOOAAAAAHHHHHHHMM....



"Kenapa kamu menguap? kurang GIZI ya?" begitulah saya dengar kata Dosen saya terhadap seorang mahasiswa di ruang kuliah, entah itu benar atau hanya gurauan yang jelas saya sempat berpikir kalau menguap itu benar2 diakibatkan seseorang kekurangan gizi, benarkah? ini faktanya:



Banyak sekali pendapat para ilmuwan tentang menguap ini. Dari sudut evolusi, atau perkembangan manusia, meguap merupakan ”peninggalan” nenek moyang dalam proses evolusi, setidaknya kita juga bisa melihat binatang juga melakukan kegiatan menguap.
Ilmuwan lain beranggapan bahwa menguap adalah upaya tubuh untuk mengatasi kekurangan oksigen di otak, setidaknya itulah yang dilakukan seorang peneliti Amerika bernama Gordon Gallup. Dia berasumsi bahwa otak kita ini seperti komputer yang bisa ”bekerja” dengan baik pada suhu ”dingin”. Sehingga untuk menjaga suhu otak tetap dingin diperlukan mekanisme menguap tadi.
Menurut teori kedokteran, kita menguap karena level oksigen dalam paru-paru kita rendah. Dalam paru-paru terdapat gelembung-gelembung alveoli. Jika tidak mendapat udara segar dalam jumlah cukup, gelembung itu akan kempes seperti balon kekurangan gas. Sebagai akibatnya, paru-paru akan ‘kejang’ sedikit. Untuk mengatasinya otak kita memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu, diantaranya adalah menguap, agar lebih banyak udara masuk ke dalam paru-paru. Saat kita menguap, lebih banyak udara masuk ke dalam paru-paru. Makanya, setelah menguap kadang kita merasa sedikit lebih segar.
Menurut penelitian, menguap itu sangat penting bagi kesehatan. Yaitu berfungsi untuk meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak melalui paru-paru.Fungsi menguap sama dengan peregangan otot sebelum olahraga yaitu memperlancar aliran darah dan detak jantung.



Para peneliti juga menemukan bahwa sebelum melakukan hal yang besar, seseorang cenderung menguap. Contohnya seorang atlet yang menguap sebelum bertanding, pilot juga suka menguap sebelum terbang, dan bahkan pelajar yang menguap sebelum mengerjakan soal ujian.Bukan hanya manusia saja yang menguap, binatang juga suka membuka mulutnya lebar-lebar dan menguap. Biasanya binatang akan menguap sebelum makan atau ketikan akan berkelahi.


Apakah menguap itu menular? Ini juga masih diteliti. Sebagian orang mengatakan, menguap adalah gejala psikologis, kita dapat mengatakan pada diri kita untuk melakukan ini atau tidak. Atas dasar inilah mereka menganggap menguap bukanlah "tindakan" menular. Kalau menular tentu kita tidak akan bisa mengontrolnya.
Namun, sebagian orang lagi bilang, menguap itu menular. Ya, seperti fenomena serangan menguap di dalam angkot? Atau bisa juga manakala berada di depan orang yang menguap, kita akan menguap. Terkadang saat membaca artikel tentang menguap, tanpa sadar mulut kita melakukan "senam kesegaran paru-paru". Bahkan, jika sedang sendirian memikirkan tentang menguap, kita pun akan menguap! Menurut Prof. Provine dari Maryland, AS, ketika orang menguap di depan kita, maka tubuh kita akan bereaksi, mengatur dirinya sehingga kita dipaksa untuk menguap.


Dalam beberapa budaya, menguap merupakan suatu sikap antisosial sehingga saat menguap orang-orang dari kebudayaan tersebut akan menutup mulut mereka.

Tetapi aspek-aspek tertentu dari menguap tetap merupakan misteri. Janin di dalam rahim, misalnya, juga menguap. Namum belum diketahui apakah memang janin menarik oksigen melalui paru-parunya. Menguap juga tampaknya merupakan gejala sklerosis ganda dengan sebab-sebab yang belum diketahui.

Sekarang saya tahu kalau Dosen saya itu cuma bcanda, agar mahasiswa tersebut malu untuk menguap di ruang kuliah kali yahh...

1 komentar:

  1. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, “menguap adalah dari setan. Karena itu, apabila salah seorang dari kalian menguap, tutuplah serapat mungkin karena ketika salah seorang dari kalian berkata ‘huah’ (pada saat menguap), setan akan menertawakannya”. [HR Bukhari]

    BalasHapus

please comment...