Rabu, 31 Maret 2010

TANDA LAHIR

1. PENGERTIAN

Defenisi medis menyebutkan bahwa tanda lahir merupakan kelainan kulit pada anak baru lahir (neonatus) dimana satu atau lebih komponen normal kulit dijumpai dalam jumlah berlebih per unit area ; dapat berupa pembuluh darah, pembuluh limfa, sel pigmen, folikel rambut, kelenjar keringat, epidermis, kolagen, elastin atau komponen kulit lainnya. Disamping itu, istilah nevus yang sering disinonimkan dengan tahi lalat juga sering digolongkan sebagai tanda lahir.
Kata yang berasal dari kata Latin 'naevus' memang berarti tanda dari ibu. Kasusnya sangat sering dijumpai dan sangat umum, bahkan sebuah survei menyebutkan angka insidensnya mencapai 99% pada neonatus.

2. JENIS-JENIS TANDA LAHIR

a. Hemangioma
Hemangioma adalah sekelompok pembuluh darah yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum dan ia muncul di permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar, hemangioma bukanlah tumor. Tanda lahir ini dapat membesar dua kali ukuran semula, tetapi setelah itu ukurannya akan stabil, lalu warnanya menipis (tampak lebih muda), akhirnya menghilang dengan sendirinya.
Kelainan pembuluh darah yang tidak berbahaya ini umumnya hanya timbul di satu tempat, seperti di wilayah leher atau kepala. Namun pada beberapa kasus (yang jarang terjadi) dapat pula timbul di beberapa bagian tubuh sekaligus.
Hemangioma sendiri dikenal dalam berbagai bentuk: Strawberry Hemangioma, Cavernous Hemangioma, Salmon Patches
b. Mongolian Spots
Tanda lahir yang tergolong normal dan tidak berbahaya ini dialami hampir semua bayi, terutama anak Asia Timur. Bercak mongol adalah terperangkapnya sel melanosit (pigmen) di bagian belakang tubuh bayi pada saat pembentukan sistem saraf.
Bercak ini ada yang berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, mirip tanda lebam. Ukurannya bervariasi dari kecil atau dapat pula sangat besar. Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu. Bercak ini biasanya memudar pada tahun pertama walaupun sering juga menetap hingga dewasa.
c. Bercak cafe’ au lait
Bintik berwarna cokelat muda atau tua seperti kopi susu. Bentuknya tidak teratur, mendatar pada kulit dengan ukuran sekitar 3-5 mm. Lokasinya bisa terdapat di seluruh tubuh. Bila hanya satu bercak, umumnya tidak memerlukan penanganan khusus. Yang patut diwaspadai jika terdapat 5 atau lebih tanda lahir ini dengan diameter lebih dari 5 mm. Segera konsultasikan pada dokter karena kehadirannya bisa menjadi pertanda suatu penyakit genetik.
d. Nevus congenital
Berupa tahi lalat di kepala atau di bagian badan yang muncul semenjak lahir. Ukurannya paling kecil sekitar 1 cm hingga lebih dari 20 cm. Berwarna kecokelatan sampai hitam dan sebagian ada yang berambut. Bila semakin membesar patut diwaspadai sebagai pertanda awal keganasan. Untuk itu segera konsultasikan pada dokter.
Jenis tahi lalat lain adalah Nevus nevoselularis, Nevus Verukosus Epidermal, Nevus Sebaseus, Nevus Jaringan Ikat,
e. Akrosianosis
Tanda lahir yang ditemui pada bagian jari tangan dan kaki ini terlihat di permukaan kulit berupa bercak kemerahan. Paling sering terjadi pada bayi perempuan. Bila dicermati, ketika bayi menangis atau sedang kedinginan, warna bercak kemerahan tersebut akan berubah menjadi kebiruan dan tampak lebih jelas. Tanda lahir ini tergolong tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan bulan.
f. Kutis Marmorata
Tampak seperti jaring laba-laba berwarna kemerahan di permukaan kulit. Umumnya terdapat di bagian kaki.
g. Limfangioma
Limfangioma dikenal juga sebagai tanda lahir saluran limfa yang bisa ditemukan dimana saja termasuk membran mukosa. Bentuknya merupakan bintil tembus pandang berukuran kecil sekitar 2-4 mm. Jika terkena trauma bisa berwarna merah gelap karena ada perdarahan. Jika ada keluhan kosmetis penanganan yang dianjurkan adalah eksisi, laser atau krioterapi.

h. Port-wine Stain
Sesuai dengan namanya, kelainan yang juga tergolong dalam malformasi vaskuler ini berwarna merah anggur atau keunguan dan bisa bertambah gelap dengan pertambhan umur. Bentuknya tidak teratur dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter hingga benar-benar luas. Lokasi tersering adalah wajah dimana survei mendapati sisi kanan lebih sering dari kiri tanpa penyebab yang pasti, maupun anggota gerak. Banyak sindrom yang dihubungkan dengan tanda lahir ini dan sering berupa sindroma yang berhubungan dengan kelainan saraf dan beberapa bentuk malformasi organ. Penanganannya dilakukan dengan laser bermetode Flashlamp Pulsed Dye Laser, dan cukup aman bagi anak-anak maupun dewasa.

3. APAKAH TANDA LAHIR GENETIK?

Sebuah tanda lahir terbentuk merupakan noda pada kulit sebelum kelahiran. Satu dari sepuluh bayi lahir dengan tanda lahir pembuluh darah. Penyebab pasti tidak diketahui tanda lahir dan tanda lahir pembuluh darah tidak turun-temurun.
Mereka dapat terjadi di mana saja pada kulit. Mereka adalah pembuluh darah berlebih yang jinak dalam kulit dan mereka terdiri dari sel-sel yang merupakan bagian dari lapisan dalam pembuluh darah. Mereka sering terjadi pada bayi prematur. Mereka tidak berhubungan dengan kesehatan yang buruk.
Tanda lahir dapat terjadi dalam berbagai warna seperti biru, biru-abu-abu, cokelat, cokelat hitam, merah muda, putih, merah dan ungu. Mereka datang dalam berbagai ukuran dan bentuk. Mereka dapat bersifat halus atau mengangkat dari permukaan kulit. Teramati bahwa beberapa tanda lahir berangsur-angsur pergi setelah anak tumbuh, sementara ada orang lain yang tumbuh dengan usia.

4. FAKTOR PENYEBAB

Penyebab beberapa tanda lahir tidak diketahui pasti. Ada banyak cerita rakyat dan mitos yang terkait dengan tanda lahir tetapi tidak satupun dari mereka telah terbukti untuk menjelaskan penyebab tanda lahir. Per beberapa mitos yang tanda lahir disebabkan ketika wanita hamil melihat sesuatu yang aneh atau dia mengalami banyak ketakutan. Terjadinya tanda lahir lebih pada wanita dibandingkan pada laki-laki. Tanda lahir jatuh ke dua kategori besar, pembuluh darah dan pigmen tanda lahir tanda lahir.
Tahi lalat terbentuk dari massa cell yang umumnya berwarna cokelat atau hitam merupakan tumor jinak pada kulit. Memang sebagian besar tahi lalat didapatkan sejak lahir, tetapi tahi lalat dapat pula baru muncul saat dewasa dan umumnya dalam kasus ini pemicunya adalah kontak yang sering dengan sinar matahari. Tahi lalat yang berwarna cokelat atau hitam mengindikasikan terjadinya penumpukkan pigmen.
Pada kasus Hemangioma, selain disebabkan karena kelainan pembentukan pembuluh darah (pembulu darah melebar) juga disebabkan karena faktor tertentu yang terjadi dalam proses kelahiran, misalnya trauma saat lahir. Tanda lahir tidak berkaitan dengan penyakit kulit dan tidak menular. Jadi, orang tua tak perlu cemas.
Menurut data medis, 30% tanda lahir sudah tampak sejak saat bayi lahir. Sedangkan yang 70%-nya baru muncul satu hingga empat minggu setelah bayi lahir. Gejala ini lima kali lebih banyak dialami anak perempuan daripada lelaki. Tanda lahir ini juga lebih banyak muncul pada ras kaukasia, dan bayi yang lahir dengan berat kurang atau BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

5. BERBAHAYAKAH?

Dalam beberapa kasus, tanda lahir dapat menimbulkan gangguan berat. Namun ini sangat jarang terjadi. Tanda lahir dianggap berbahaya jika munculnya di bagian tubuh yang vital. Misalnya, menutupi sebagian mata atau mulut, sehingga mengganggu penglihatan dan proses makan. Atau jika tanda lahir muncul di berbagai organ dalam tubuh. Seperti hati, usus, organ pernapasan, bahkan otak. Maka dapat ditebak, gangguan yang diakibatkannya, yaitu mulusnya proses kerja organ-organ tersebut.
Tahi lalat sebetulnya jinak dan tak berbahaya, hanya saja terkadang memang bisa berubah menjadi ganas. Ia jadi berbahaya jika terjadi perubahan struktur, misalnya warnanya berubah menjadi gelap, atau warnanya tidak homogen, tidak teratur, terasa gatal, dan kemerahan. Biasanya itu terjadi di usia sekitar 30 tahun. Apalagi kalau kemudian tahi lalat itu mudah berdarah. Sebaiknya segera periksa ke dokter.
Seringkali perubahan menjadi ganas disebabkan karena iritasi berulang pada tahi lalat seperti sering tertekan, dipencet-pencet, lecet atau tergesek (misalnya tahi lalat di punggung oleh baju yang sempit).

6. MENGHILANGKAN TANDA LAHIR

Tahi lalat sebaiknya diangkat atau dioperasi jika menimbulkan kecurigaan terjadi suatu keganasan. Ada kalanya seseorang minta tanda lahir diangkat hanya karena secara kosmetis ia tidak suka atau terkadang orang minta diangkat tahi lalatnya hanya karena secara fengshui kurang bagus.
Dengan kemajuan dunia kedoteran saat ini tanda lahir dapat dihilangkan dengan operasi dan laser.

Selasa, 23 Maret 2010

POST-MATUR

Selama ini kita sudah akrab dengan istilah bayi premature lalu bagaimana dengan bayi postmature, tahukan anda? Berikut sedikit penjelasan tentang bayi postmature (terlambat lahir) ini:
Masa kelahiran bayi rata-rata terjadi setelah 9 bulan 10 hari sejak kehamilan dimulai... ada kalanya terjadi beberapa hari sebelum maupun sesudahnya, tergantung dari situasi dan kondisi si ibu maupun bayi dalam kandungan. Tapi yang jelas bayi yang ada dalam kandungan, pastinya akan lahir.

A. PENGERTIAN

Kehamilan yang berlangsung melebihi 42 minggu, antara lain kehamilan memanjang, kehamilan lewat bulan, kehamilan postterm, dan pascamaturitas. Kehamilan lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.
Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan ( postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. ( Varney Helen,2007)
Keakuratan dalam memperkirakan usia kehamilan meningkat pesat sejak adanya USG yang makin banyak digunakan. Kisaran optimum variasi lama gestasi pada manusia belum diketahui hingga kini, Dan penetapan dua minggu melewati taksiran persalinan (TP) masih berubah- ubah. Meskipun insidensi kehamilan lewat bulan relatif rendah, beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian besar induksi yang dijadwalkan dengan indikasi kehamilan lewat bulan faktanya kurang dari 42 minggu berdasarkan hitungan dengan USG. Akibatnya induksi yang menjadi bersifat relatif.
Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu. Namun kurang lebih 18 % kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu hingga 7% akan menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria yang digunakan

B. PENGARUH POSTMATUR

1. Terhadap Ibu
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak terkoordinir (b). Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka mordibitas dan mortalitas.

2. Terhadap janin
Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar dri kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
Pascapersalinan juga perlu di perhatikan tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga stadium:

  1. Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.
  2. Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit.
  3. Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.
    Kemungkinan komplikasi pada bayi postmaturhipoksia ;
    1. Hipovolemia
    2. Asidosis
    3. Sindrom gawat napas
    4. Hipoglikemia
    5. Hipofungsi adrenal.

C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Selain dari perhitungan hari dari terakhir menstruasi perlu dilakukan pemeriksan lanjutan untuk menentukan umur kehamilan :

  1. Bila HPHT dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar.
  2. Kesulitan mendiagnosis bila wanita tidak ingat HPHTnya. Hanya dengan pemeriksaan antenatal yang teratur diikuti dengan tinggi dan naiknya fundus uteri dapat membantu penegakan diagnosis.
  3. Pemeriksaan rontgenologik dapat dijumpai pusat pusat penulangan pada bagian distal femur, baguan proksimal tibia, tulang kuboid diameter biparietal 9,8 atau lebih.
  4. USG : ukuran diameter biparietal, gerkan janin dan jumlah air ketuban.
  5. Pemeriksaan sitologik air ketuban: air ketuban diamabiil dengan amniosenteris baik transvaginal maupun transabdominal, kulitb ketuban akan bercmapur lemak dari sel sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru Nil, maka sel – sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga.
    - Melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu
    - Melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu
  6. Amnioskopi, melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurt warnanya karena dikeruhi mekonium.
  7. Kardiotografi, mengawasi dan membaca denyut jantung janin, karena insufiensi plase
  8. Uji oksitosin ( stress test), yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan.
  9. Pemeriksaan kadar estriol dalam urin
  10. Pemeriksaan pH darah kepala janin
  11. Pemeriksaan sitoloi vagina

D. PENATALAKSANAAN


Keputusan untuk mempercepat persalinan harus selalu ditetapkan dengan membandingkan resiko dan manfaat masing masing penatalaksanaan tersebut. Secara umum metode induksi yang paling efektif adalah dengan meningkatkan denyut jantung janian dan hiperstimulasi pada uterus.
Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).
Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:
1. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.
2. Induksi dengan oksitosin.
3. Bedah seksio sesaria.
Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.
Metode lain yang digunakan untuk menginduksi persalinan ( misalnya minyak jarak, stimulasi payudara, peregangan servik secara mekanis), memiliki kisaran keberhasilan secara beragam dan atau sedikit penelitian untuk menguatkan rekomendasinya.

E. PENYEBAB

Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).
Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:


  • Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
  • Tidak diketahui.
  • Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
  • Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi.
  • Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
  • Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
    Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan, ras kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu ketimbang yang berkulit hitam.
    Di samping itu faktor obstetrik pun ikut berpengaruh. Umpamanya, pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup), kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trisemester pertama kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan), dan cacat bawaan janin.

F. PENCEGAHAN


Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar
usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya. Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 1999. Saat ini tanggal 4 Maret 1999. Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah 61. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia kehamilannya saat ini 9 minggu.


Jumat, 12 Maret 2010

DIVERSITAS IKAN DI PULAU JARING HALUS KABUPATEN LANGKAT

Luas Desa(Pulau) Jaring Halus yaitu 83 ha, 18 ha darinya merupakan Hutan bakau yang tumbuh menjulang, rimbun dan rapat. Dari hutan bakau itulah 95% warga desa mendapatkan pekerjaan sebagai nelayan pencari udang, kerapu, cerbung dan kepiting. Bertahun-tahun warga menikmati ikan yang bersembunyi di sela-sela akar bakau.
Karena kekayaan bakau inilah yang mempengaruhi banyaknya ragam spesis ikan di Pulau Jaring Halus, berbagai jenis ikan di pulau jaring halus antara lain :

1. Ikan Banang (Tylosurus sp)

2. Ikan Batu Keling (Hemaloptera zollingeri)

3. Ikan Bau (Rogadius sp)

4. Ikan Bebaji (Platycephalus sp)

5. Ikan Belacak (Acentrogobius Cyanomos)
6. Ikan Belacak Hitam (Glosogobius intermedius)

7. Ikan Belanak (Mugil chepalus)

8. Ikan Biji Nangka (Upeneus sulphureus)

9. Ikan Cerbung (Bryconamericus sp)

10. Ikan Culung Bawah (Hemiramphus commersoni)

11. Ikan Culung Atas (Hemiramphus sp)

12. Ikan Gabus Pasir (Rachycentron canadus)

13. Ikan Gegerut (Pomadasys argyrcus)

14. Ikan Gelama (Otolithes argenteus


15. Ikan Gelama Hitam (Otolithoides brauritus)

16. Ikan Gegendang (Terapon jarbua)

17. Ikan Gelama Pisang (Pseudosciaena sina)

18. Ikan Kedera (Holocentrum tubrum)

19. Ikan Kerapu (Epinephelus merra)

20. Ikan Kikik Api (Gazza minuta)

21. Ikan Kikik Emping (Secutor interruptus)

22. Ikan Kasai Merah (Setipinna sp)

23. Ikan Kasai Minyak (Thryssa sp)

24. Ketang Bunga (Scatophagus argus)

25.Ikan Ketang Surat (Siganus javus)

26. Ikan Malong (Monopterus albus)

27. Ikan Panas (Pseudocoranx sp)

28. Ikan Pedukang (Arius thalassinus)

29. Ikan Sebelah (Cynoglossus lingua)

30. Ikan Seriding (Apogon sp)

31. Ikan Setrum (Narcine sp)

32. Ikan Seloncong (Sillago macrolepis)

33. Ikan Teri Paku (Stolephorus heterolobus)

34. Ikan Teri Pinggir (Stolephorus indicus)

35. Ikan Tengkerong (Panna sp)