HOOAAAAAHHHHHHHMM....
Ilmuwan lain beranggapan bahwa menguap adalah upaya tubuh untuk mengatasi kekurangan oksigen di otak, setidaknya itulah yang dilakukan seorang peneliti Amerika bernama Gordon Gallup. Dia berasumsi bahwa otak kita ini seperti komputer yang bisa ”bekerja” dengan baik pada suhu ”dingin”. Sehingga untuk menjaga suhu otak tetap dingin diperlukan mekanisme menguap tadi.
Menurut teori kedokteran, kita menguap karena level oksigen dalam paru-paru kita rendah. Dalam paru-paru terdapat gelembung-gelembung alveoli. Jika tidak mendapat udara segar dalam jumlah cukup, gelembung itu akan kempes seperti balon kekurangan gas. Sebagai akibatnya, paru-paru akan ‘kejang’ sedikit. Untuk mengatasinya otak kita memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu, diantaranya adalah menguap, agar lebih banyak udara masuk ke dalam paru-paru. Saat kita menguap, lebih banyak udara masuk ke dalam paru-paru. Makanya, setelah menguap kadang kita merasa sedikit lebih segar.
Namun, sebagian orang lagi bilang, menguap itu menular. Ya, seperti fenomena serangan menguap di dalam angkot? Atau bisa juga manakala berada di depan orang yang menguap, kita akan menguap. Terkadang saat membaca artikel tentang menguap, tanpa sadar mulut kita melakukan "senam kesegaran paru-paru". Bahkan, jika sedang sendirian memikirkan tentang menguap, kita pun akan menguap! Menurut Prof. Provine dari Maryland, AS, ketika orang menguap di depan kita, maka tubuh kita akan bereaksi, mengatur dirinya sehingga kita dipaksa untuk menguap.
Tetapi aspek-aspek tertentu dari menguap tetap merupakan misteri. Janin di dalam rahim, misalnya, juga menguap. Namum belum diketahui apakah memang janin menarik oksigen melalui paru-parunya. Menguap juga tampaknya merupakan gejala sklerosis ganda dengan sebab-sebab yang belum diketahui.
Sekarang saya tahu kalau Dosen saya itu cuma bcanda, agar mahasiswa tersebut malu untuk menguap di ruang kuliah kali yahh...