tag:blogger.com,1999:blog-80004905842846753272024-02-21T06:55:09.757+07:00BIOLOGIBiologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, bios ("hidup") dan logos ("lambang", "ilmu"). Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Namun jangan khawatir di blog ini kita akan membahas yang ringan-ringan aja.Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-71711425666957577272011-12-17T12:04:00.006+07:002011-12-17T12:16:15.489+07:00Lima Cara Alami Memerangi Jerawat Membandel<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyilnTnRSOgNx_5HVc0qDwADDG-dLuITSCYvA7jQK2GlXlmlCZe8Yaghdm0pQufmCGfsdlWyy4RnEvmFPCmh3GkiD_3w3BBvEkZslrw_irhShRwZpO00hKIP1nRTMoKMh8nPLVl8nogdXi/s1600/jerawat.jpg"><img style="float: left; margin: 0pt 10px 10px 0pt; cursor: pointer; width: 226px; height: 251px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyilnTnRSOgNx_5HVc0qDwADDG-dLuITSCYvA7jQK2GlXlmlCZe8Yaghdm0pQufmCGfsdlWyy4RnEvmFPCmh3GkiD_3w3BBvEkZslrw_irhShRwZpO00hKIP1nRTMoKMh8nPLVl8nogdXi/s400/jerawat.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686961636448696386" border="0" /></a>Sebagaimana saya kutip dari situs yahoo.com berikut ini ada lima cara alami untuk menghentikan timbulnya jerawat:<br /><br /><span style="font-weight: bold;">1. Perbanyak makan bawang putih</span><br />Bawang putih dapat menghancurkan bakteri merugikan di pori-pori kulit. Selain itu bawang putih juga berfungsi meningkatkan sistem kekebalan tubuh, temasuk kulit. Sehingga timbulnya jerawat pun dapat dicegah.<br /><span style="font-weight: bold;">2. Sinari kulit dengan matahari</span><br />Kulit memerlukan sinar matahari supaya terjaga kesehatannya sehingga sel-selnya dapat aktif secara sempurna. Biarkan kulit terkena sinar matahari pagi paling tidak 15 menit setiap harinya.<br /><br /><span style="font-weight: bold;">3. Olahraga dan tidur cukup</span><br />Stres yang Anda alami setiap hari juga akan memicu ketidakseimbangan hormon dan berakhir pada timbulnya jerawat. Olahraga dan tidur yang cukup akan membantu tubuh menstabilkan kembali hormon-hormon Anda.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9dE_Gb7EelnS6UDQAXL7TX74jRPzzAjksD1EkTj8vNHpy0Nhq7ZBlavpDooqfpuOPB3n4KalF4mbO1SZ0V2S1ajbG1N_5lCVisYGr1Gpuyv_Nl-UxsB7CMhOixxtBpsf4CtC8d0DVQSkW/s1600/jerawat2.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 250px; height: 250px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9dE_Gb7EelnS6UDQAXL7TX74jRPzzAjksD1EkTj8vNHpy0Nhq7ZBlavpDooqfpuOPB3n4KalF4mbO1SZ0V2S1ajbG1N_5lCVisYGr1Gpuyv_Nl-UxsB7CMhOixxtBpsf4CtC8d0DVQSkW/s400/jerawat2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686960847486979522" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">4. Cuci muka dengan air hangat</span><br />Jerawat bisa timbul karena kotoran yang mengendap di pori-pori. Air hangat akan membuat pori-pori terbuka untuk sementara, sehingga sabun khusus wajah Anda bisa membersihkan kulit secara maksimal. Setelah bersih, basuh kembali wajah Anda dengan air biasa, agar pori-pori kembali menutup.<br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0NcNRDKNuHyoxvAZHFEPqMo6NJ33XaW6LbmR8PVVuWyY9FssF92RfIkcGSGpAGnaimeNcXtsVeVIZfaGcq2kRagSBrhFEpBqwI8OcOeAlNrEBEDBQ1VKK5xOqdtJrbTCXS2pBHwVhX1VW/s1600/jerawat3.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 277px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0NcNRDKNuHyoxvAZHFEPqMo6NJ33XaW6LbmR8PVVuWyY9FssF92RfIkcGSGpAGnaimeNcXtsVeVIZfaGcq2kRagSBrhFEpBqwI8OcOeAlNrEBEDBQ1VKK5xOqdtJrbTCXS2pBHwVhX1VW/s320/jerawat3.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686961206473378770" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;">5. Bersihkan tubuh dari racun</span><br />Makanan yang kurang bersih dan polusi yang kita alami setiap hari dapat menjadi racun dan merangsang timbulnya jerawat di kulit. Cara membuang racun (detoksifikasi) yang alami adalah dengan meminum air putih yang cukup setiap hari. Racun-racun yang mengendap di dalam tubuh akan keluar bersama kotoran dan keringat, sehingga jerawat pun tak timbul.Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-60254427584385810952010-12-18T00:01:00.010+07:002010-12-18T00:35:52.289+07:00BAB Berdarah<span style="font-family:arial;"><strong>BAB Berdarah</strong><br /></span><div></div><div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHXI9z5KbLmYvKwjRH0CIS8EN1SYNlRGbfvjAM1N9J2pZlJKJ-nNthk4C9c_1Iur92rcSpAF883wd9ca97LPjNGQom1HWA6JPKgIHLMSVj0KwvNcL4ss3OmmJMGBQkWfdaprcBUGtPrsek/s1600/blood-drive.jpg"><span style="font-family:arial;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551697819150494082" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 283px; CURSOR: hand; HEIGHT: 400px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHXI9z5KbLmYvKwjRH0CIS8EN1SYNlRGbfvjAM1N9J2pZlJKJ-nNthk4C9c_1Iur92rcSpAF883wd9ca97LPjNGQom1HWA6JPKgIHLMSVj0KwvNcL4ss3OmmJMGBQkWfdaprcBUGtPrsek/s400/blood-drive.jpg" border="0" /></span></a><span style="font-family:arial;">BAB berdarah paling sering diderita oleh masyarakat kita mungkin karena pengaruh pola makan yg tidak mengandung banyak serat dan sering mengkonsumsi junkfood atau masakan-masakan yang kurang memenuhi kebutuhan organ kita. Sumber pendarahan pada BAB berdarah bisa di identifikasi dengan mengamati warna darah, Apabila warna darah segar kemungkinan besar itu adalah ambeyen, tapi bila warna darah gelap atau tidak merah segar kemungkinan bisa dari organ saluran cerna.</span></div><div><span style="font-family:arial;"><br /></span></div><div><strong><span style="font-family:arial;">A. Ambeyen</span></strong></div><div><span style="font-family:arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family:arial;color:#cc0000;">a) Pengertian dan klasifikasi</span></div><div><span style="font-family:arial;"><br /></span></div><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Salah satu keluhan yang sering menimbulkan kekhawatiran bagi penderita ambeien adalah buang air besar keluar darah. Rasa khawatir tersebut terutama menghinggapi mereka-mereka yang baru pertama kali mengalaminya.</span></div><div><span style="font-family:arial;"><br /></span></div><div><span style="font-family:arial;">Ada beberapa klasifikasi dari haemorrhoid(Ambeyen) ini, yaitu :</span></div><div><span style="font-family:arial;"><br /></span></div><div align="justify"><span style="font-family:arial;"><u>Haemorhoid eksterna</u> yaitu tampak benjolan di anus dan suatu saat benjolan tersebut dapat pecah dan timbul perdarahan saat BAB tapi kadang juga tidak timbul perdarahan.</span></div><div align="justify"><br /><span style="font-family:arial;"><u>Haemorhoid interna</u> yang tidak terliat benjolan dari luar namun saat BAB tampak darah pada kotoran. </span></div><span style="font-family:arial;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551699173137910050" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 381px; CURSOR: hand; HEIGHT: 400px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgl7Jw2fYVOwb8WVWr_0ZmqjzFYdZIziI-uKP_CE9egORaIzQ9jDTu1MwqCA6novJUROAaepPE-2iHP1FwjoKXRBJqmxUo2YBbsU8Se_9mqfgX1wwQ5KTwdJ-oh_whBhP4dh756vBcFgf8H/s400/PhergelinHemorrhoidsPicture.jpg" border="0" /><br /></span><p align="justify"><span style="font-family:arial;">Tipe haemorrhoid interna lebih berbahaya karena benjolan sebenarnya tidak terliat dari luar atau tidak dapat dirasakan namun benjolan dapat berukuran kecil namun berada didalam saluran anus, dan kadang penderita tidak dapat merasakan benjolan tersebut, sehingga saat BAB, feses/ kotoran yang akan keluar dapat bergesekan dengan benjolan dan dapat timbul perdarahan.</span></p><p align="justify"><span style="font-family:arial;">Perdarahan ambeien biasanya berhenti dengan sendirinya, terutama ketika selesai buang air besar dan tidak lagi mengedan. Namun demikian, gangguan tersebut dapat berulang pada buang air besar berikutnya.<br /><br /><span style="color:#cc0000;">b) Pencegahan dan pengobatan</span></span></p><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Langkah awal untuk mencegah perdarahan adalah tinja tidak boleh keras. Kuncinya, harus cukup makan makanan mengandung serat, misalnya pepaya, pir, sayuran hijau, dan banyak minum air putih. Jika perlu, gunakan suplemen serat, tetapi hendaknya tidak digunakan secara rutin.<br /></span></div><div align="justify"><span style="font-family:arial;"></span> </div><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Di samping itu, cobalah banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Sangat dianjurkan banyak minum air putih, minimal 2,5 liter per hari. Hal ini untuk mencegah keluarnya usus yang disebabkan karena banyak mengejan ketika buang air besar. </span></div><div align="justify"> </div><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Jika perdarahan sangat hebat dan tidak mau berhenti, maka mungkin diperlukan tindakan pembedahan untuk menghentikannya. Oleh karena itu sebaiknya langsung konsultasi ke rumah sakit.Beberapa pilihan pembedahan untuk ambeien adalah bedah biasa, rubber band ligation, skleroterapi, fotokoagulasi inframerah, ablasi laser, dll. Teknik yang sering digunakan adalah pembedahan biasa dan rubber band ligation (pengikatan ambeien dengan gelang karet).</span></div><span style="font-family:arial;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551702072514826162" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 300px; CURSOR: hand; HEIGHT: 298px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEit92o-8CrkxCHeX_tpJ2X5smmc09xggex8N9bQbzw3JeStRbOOX_mVe_JpqgKYCo6jCyVdfzJhD7hwRjxtIbpmtxzDBudSi_NLCUl92Z4vSuhIrnENS-efqlZjB8g63rTipiNQ6GgCKEXB/s400/makananberserat1-300x298.jpg" border="0" /> </span><div align="justify"></div><br /><div align="justify"><strong><span style="font-family:arial;">B. Luka Organ Saluran Cerna<br /></span></strong></div><br /><div align="justify"><span style="font-family:arial;"><span style="color:#cc0000;">a) Pengertian</span><br /></span></div><br /><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Saluran cerna merupakan cermin kesehatan umum, dari mana sebagian besar produksi imunitas untuk daya tahan tubuh berasal. Saluran cerna juga rawan akan berbagai penyakit pencernaan, misalnya maag atau yang lebih berbahaya seperti kanker saluran cerna.<br /></span></div><div align="justify"> </div><div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJKASLe8KbSsgSixCCENj6tuu66TtXNKttnc8bVyhgKFN8GC-HewRW1BuDsmEkQ5LhSrIOKjF5oj7e1PmmP1-RaKENs8Xt7Ljipb8eWkYQunDgGmZbuJjbhH-40E2M7vBXuLbY9dlMjGVu/s1600/sembellit.jpg"><span style="font-family:arial;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5551702328557792034" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 148px; CURSOR: hand; HEIGHT: 188px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJKASLe8KbSsgSixCCENj6tuu66TtXNKttnc8bVyhgKFN8GC-HewRW1BuDsmEkQ5LhSrIOKjF5oj7e1PmmP1-RaKENs8Xt7Ljipb8eWkYQunDgGmZbuJjbhH-40E2M7vBXuLbY9dlMjGVu/s400/sembellit.jpg" border="0" /></span></a><span style="font-family:arial;">Penyakit radang lambung atau yang sering disebut maag ini diakibatkan karena waktu makan yang tidak teratur dan jenis serta mutu makanan yang kurang baik sehingga terjadi iritasi dan membuat dinding lambung menjadi merah, bengkak, berdarah, dan terparut. Jika tidak diobati, lapisan lambung yang meradang bisa memicu timbulnya kanker lambung. Selain kanker lambung, kasus kanker saluran cerna yang sering terjadi adalah kanker usus besar (kolon). Kanker kolon di dunia menempati urutan ketiga dalam frekuensinya, dan merupakan penyebab kematian keempat terbesar akibat kanker. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan di Indonesia, setiap tahun terjadi 60.000 kematian akibat kanker kolon. Gejala kanker ini tidak spesifik, bahkan pada stadium dini sering kali hanya terasa tidak enak perut, mual, dan kembung.</span></div><br /><div align="justify"><span style="font-family:arial;color:#cc0000;">b) Pencegahan dan pengobatan</span></div><br /><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Kanker cenderung menyebar secara lambat dan berkembang dalam waktu yang lama. Dengan demikian, kanker ini dapat diobati jika terdeteksi secara dini. Dengan adanya teknologi yang semakin maju memungkinkan para dokter untuk dapat menggunakan alat-alat canggih untuk melihat bagian dalam tubuh manusia dengan baik. Salah satunya adalah alat endoskopi, yaitu alat medis yang berfungsi mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna atas (gastroskopi, esofagus, lambung dan usus halus) dan saluran cerna bawah (kolonoskopi, kolon dan rectum). Jika penderita maag mengeluh nyeri ulu hati disertai anemia dan terjadi perdarahan pada rectum serta darah dalam tinja, ada baiknya melakukan pemeriksaan endoskopi untuk mengantisipasi adanya kanker lambung atau kanker kolon.</span></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-12542601304373703892010-04-23T16:50:00.000+07:002010-04-23T18:47:37.261+07:00KARAKTERISTIK GOLONGAN DARAH<span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" >Berikut ini adalah gambar2 yg menjelaskan karakter org2 berdasarkan golongan darahnya. Kalau gak merasa bersifat sama, anggap saja sekedar humor... X-D</span><br /><br /><div><div><div><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>1. Cara Menyelesaikan Pekerjaan</strong></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq0adgcGG-TrYIyvn5P2NaNtqOmmxLpkPvWPp7EQjp3-DBurYSWqbNIIR5bKETNEK_UetIaMKKbtoehNP3U4CORd-R470q_Yj5gSKkXSma1S74xKSebxCx2YPJOHqzFTXuOzzX6MCiQqoF/s1600/cara+menyelesaikan+pekerjaan.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 56px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq0adgcGG-TrYIyvn5P2NaNtqOmmxLpkPvWPp7EQjp3-DBurYSWqbNIIR5bKETNEK_UetIaMKKbtoehNP3U4CORd-R470q_Yj5gSKkXSma1S74xKSebxCx2YPJOHqzFTXuOzzX6MCiQqoF/s400/cara+menyelesaikan+pekerjaan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463297757393316930" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>2. Disiplin Waktu<br /></strong></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZnXLQZ8FVAQ0dtORwhAsbuBZTGUJBAuDkgYsEoiN0ce2eIhVWf8Hj5BqAUY7YBTkLVXb8uT10DROgCAIsyc1Vj7CnNpK-Af4bBZ8gwPR-d7mdR2p7V2mFcIKaFwNqaAjvKiXTTgubutlw/s1600/Disiplin+Waktu.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 115px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZnXLQZ8FVAQ0dtORwhAsbuBZTGUJBAuDkgYsEoiN0ce2eIhVWf8Hj5BqAUY7YBTkLVXb8uT10DROgCAIsyc1Vj7CnNpK-Af4bBZ8gwPR-d7mdR2p7V2mFcIKaFwNqaAjvKiXTTgubutlw/s400/Disiplin+Waktu.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463297513702476130" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>3. Ekspresi</strong></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj23uvY3g3_msUTNGZIAI9VDgZskw9e_HO0MWtiB_xfqSNSxIXlryRIBN0-Z_mfQOeczwCWEnDb-X9BDWWVEwb5ZzK-5WbZqWQo0tzpdmkBF8rSs2ZQcwHTm4Rbrvzr7kTUAP7s4BgsCeK5/s1600/ekspresi.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 217px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj23uvY3g3_msUTNGZIAI9VDgZskw9e_HO0MWtiB_xfqSNSxIXlryRIBN0-Z_mfQOeczwCWEnDb-X9BDWWVEwb5ZzK-5WbZqWQo0tzpdmkBF8rSs2ZQcwHTm4Rbrvzr7kTUAP7s4BgsCeK5/s400/ekspresi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463297157857149394" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>4. Gaya Menyetir</strong></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVmbjWKK8hiPq02NwQtP1bOe0uy48awyK-8M-3nwujkcB0U1WlTb2_MwVkuPAT2-p1WnoRBUqOWrC7eF87T-ljjCEOYtZCtpNi00smBwdrSjwVcYmzeLZjZqP1SxxFrpEhaDUZLghIbxs6/s1600/gaya+menyetir.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 94px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVmbjWKK8hiPq02NwQtP1bOe0uy48awyK-8M-3nwujkcB0U1WlTb2_MwVkuPAT2-p1WnoRBUqOWrC7eF87T-ljjCEOYtZCtpNi00smBwdrSjwVcYmzeLZjZqP1SxxFrpEhaDUZLghIbxs6/s400/gaya+menyetir.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463296784937898306" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>5. Ketika Menggosip<br /></strong></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW2iPruX_kVtPP7zrm3lacigOqfKT5D1T-K_IwtgYNUzaHHrx0WFLoInDZIuqR62eDuDpit56vTapAtMAmdg5MrMKTTzJkd_Hc3wCNOraxTsJQlCe08-hddj3nz2poB1V35MvjGb9JtdEL/s1600/ketika+menggosip.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 75px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhW2iPruX_kVtPP7zrm3lacigOqfKT5D1T-K_IwtgYNUzaHHrx0WFLoInDZIuqR62eDuDpit56vTapAtMAmdg5MrMKTTzJkd_Hc3wCNOraxTsJQlCe08-hddj3nz2poB1V35MvjGb9JtdEL/s400/ketika+menggosip.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463296442927498898" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>6. Posisi Dalam Ruangan<br /></strong></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8IHr0i0rMAoXSxBfPjnVTDrd6UpbkiTfIzzUgDitw15ToGnsbjJkINavwxeyXoBSGWR_TCwhRWaO-JzhWt75nQW-C-wAr4HmJ-sZu8I5M07FoD4ZZCKD4lmz4ajvbpAnVle_-z9NpZWee/s1600/Posisi+dalam+ruangan.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 96px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8IHr0i0rMAoXSxBfPjnVTDrd6UpbkiTfIzzUgDitw15ToGnsbjJkINavwxeyXoBSGWR_TCwhRWaO-JzhWt75nQW-C-wAr4HmJ-sZu8I5M07FoD4ZZCKD4lmz4ajvbpAnVle_-z9NpZWee/s400/Posisi+dalam+ruangan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463296203833680914" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>7. Pola Pikir</strong></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzYjFj4g9fR2Y3hfRlfi968z5Zfu7t29U-vxjYRtx26wMVrU8cNc1rPjSSWoxCJpczYn3w78O9Bch-lu-L04RNGBvBF9SrlbJ0dkRvXcaWzf3hiBmVMUCh31HyrWgXgubQh_lf3pmzXNNy/s1600/pola+pikir.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 122px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzYjFj4g9fR2Y3hfRlfi968z5Zfu7t29U-vxjYRtx26wMVrU8cNc1rPjSSWoxCJpczYn3w78O9Bch-lu-L04RNGBvBF9SrlbJ0dkRvXcaWzf3hiBmVMUCh31HyrWgXgubQh_lf3pmzXNNy/s400/pola+pikir.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463295973481538482" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 102, 0);font-family:verdana;" ><strong>8. Taat Peraturan</strong></span><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqZlRJ5iOXXdocR9R3MOOoJQ1dhdR6f_kdeECfqS-3Lzb2cBeie5kk8KlqiOXCEguJ4RrvLSZlS18oBYt4I55g26k7vaZJ56pdfRQzSjnKcNL3iB1MBIAkkq1gDJ2V_Um8pSnXiGwqxlCn/s1600/taat+peraturan.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 73px; height: 400px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqZlRJ5iOXXdocR9R3MOOoJQ1dhdR6f_kdeECfqS-3Lzb2cBeie5kk8KlqiOXCEguJ4RrvLSZlS18oBYt4I55g26k7vaZJ56pdfRQzSjnKcNL3iB1MBIAkkq1gDJ2V_Um8pSnXiGwqxlCn/s400/taat+peraturan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5463295638336423410" border="0" /></a><br /></div></div></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-4360330230211419762010-03-31T23:06:00.000+07:002010-03-31T23:38:22.558+07:00TANDA LAHIR<span style="font-family:trebuchet ms;color:#000099;">1. PENGERTIAN</span><br /><div><div><div><div><div><div><div><div><span style="font-family:trebuchet ms;color:#000099;"><div align="justify"><br />Defenisi medis menyebutkan bahwa tanda lahir merupakan kelainan kulit pada anak baru lahir (neonatus) dimana satu atau lebih komponen normal kulit dijumpai dalam jumlah berlebih per unit area ; dapat berupa pembuluh darah, pembuluh limfa, sel pigmen, folikel rambut, kelenjar keringat, epidermis, kolagen, elastin atau komponen kulit lainnya. Disamping itu, istilah nevus yang sering disinonimkan dengan tahi lalat juga sering digolongkan sebagai tanda lahir.<br />Kata yang berasal dari kata Latin 'naevus' memang berarti tanda dari ibu. Kasusnya sangat sering dijumpai dan sangat umum, bahkan sebuah survei menyebutkan angka insidensnya mencapai 99% pada neonatus.</div><div align="justify"><br />2. JENIS-JENIS TANDA LAHIR</div><div align="justify"><br />a. Hemangioma<br />Hemangioma adalah sekelompok pembuluh darah yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum dan ia muncul di permukaan kulit. Meski bisa tumbuh membesar, hemangioma bukanlah tumor. Tanda lahir ini dapat membesar dua kali ukuran semula, tetapi setelah itu ukurannya akan stabil, lalu warnanya menipis (tampak lebih muda), akhirnya menghilang dengan sendirinya.<br />Kelainan pembuluh darah yang tidak berbahaya ini umumnya hanya timbul di satu tempat, seperti di wilayah leher atau kepala. Namun pada beberapa kasus (yang jarang terjadi) dapat pula timbul di beberapa bagian tubuh sekaligus.<br />Hemangioma sendiri dikenal dalam berbagai bentuk: Strawberry Hemangioma, Cavernous Hemangioma, Salmon Patches</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454836962533614370" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 175px; CURSOR: hand; HEIGHT: 181px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1LiuWJxwB4f_ja7-W-ge8tEqcEYXhYEgTl2NQc4SNm0geKDu-IKWCCWA7TsG3SYGmdIrA9tjv12auVlyuLh0eU4U9RA4TZiZFyQjF4aOuRFUSuRb0igp7MjGEcZkb8A263IXchvbS3h4Z/s400/hemangioma.jpg" border="0" /> <div align="justify">b. Mongolian Spots<br />Tanda lahir yang tergolong normal dan tidak berbahaya ini dialami hampir semua bayi, terutama anak Asia Timur. Bercak mongol adalah terperangkapnya sel melanosit (pigmen) di bagian belakang tubuh bayi pada saat pembentukan sistem saraf.<br />Bercak ini ada yang berwarna biru, biru hitam, atau abu-abu dengan batas tegas, mirip tanda lebam. Ukurannya bervariasi dari kecil atau dapat pula sangat besar. Umumnya terdapat pada sisi punggung bawah, juga paha belakang, kaki, punggung atas dan bahu. Bercak ini biasanya memudar pada tahun pertama walaupun sering juga menetap hingga dewasa.</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454835720650015266" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 320px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3LdaVo9VDvGuKp-Yj7UEKy1tefsqeg1bZU2sg0Y6tyBSDcOkBnXOm7zvEZDuYPd39UIpNsyI19IwDLeXalXqTai_lC_Xa634HwMmkt_T6vXsvbodKAiJ1VDfwL_VgnqzCH1uYKDJkbOrq/s400/mongolian+spots.jpg" border="0" /> <div align="justify">c. Bercak cafe’ au lait<br />Bintik berwarna cokelat muda atau tua seperti kopi susu. Bentuknya tidak teratur, mendatar pada kulit dengan ukuran sekitar 3-5 mm. Lokasinya bisa terdapat di seluruh tubuh. Bila hanya satu bercak, umumnya tidak memerlukan penanganan khusus. Yang patut diwaspadai jika terdapat 5 atau lebih tanda lahir ini dengan diameter lebih dari 5 mm. Segera konsultasikan pada dokter karena kehadirannya bisa menjadi pertanda suatu penyakit genetik.</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454834865978623826" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 258px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH1y9DqFfoiuITK2acQooMTVuvSQwrXUQmYlUZxsr0sjNfty1E6GQCp935qRtfojYCDHcSPuI7jWxilfZx4NefT2pUpV7ReXaC1qip-JYtdq8fBmoGue3hlKqNGFkZT7aIVF1UR_Ef5Vjr/s400/cafe+au+Lait.jpg" border="0" /> <div align="justify">d. Nevus congenital<br />Berupa tahi lalat di kepala atau di bagian badan yang muncul semenjak lahir. Ukurannya paling kecil sekitar 1 cm hingga lebih dari 20 cm. Berwarna kecokelatan sampai hitam dan sebagian ada yang berambut. Bila semakin membesar patut diwaspadai sebagai pertanda awal keganasan. Untuk itu segera konsultasikan pada dokter.<br />Jenis tahi lalat lain adalah Nevus nevoselularis, Nevus Verukosus Epidermal, Nevus Sebaseus, Nevus Jaringan Ikat, </div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454834600876353650" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 287px; CURSOR: hand; HEIGHT: 400px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6VRnPfspCGibfqWgEorXnkuFyICUwV-qGorYTeEmF24AXOuIskKcGIQpUK1phgoPbL7BDgxiohDftXNqId1obmK49fdtKtRUBn8q7J-179JwDW-sG-5lVNYKV4fEtBWbH4sKkw6_x5kYm/s400/Nevus.jpg" border="0" /> <div align="justify">e. Akrosianosis<br />Tanda lahir yang ditemui pada bagian jari tangan dan kaki ini terlihat di permukaan kulit berupa bercak kemerahan. Paling sering terjadi pada bayi perempuan. Bila dicermati, ketika bayi menangis atau sedang kedinginan, warna bercak kemerahan tersebut akan berubah menjadi kebiruan dan tampak lebih jelas. Tanda lahir ini tergolong tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya dalam hitungan bulan.</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454834377013579682" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 300px; CURSOR: hand; HEIGHT: 400px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOPmpoXir2rFCow7QhN4TrwTKmG00vken3XdINYBsjj00zZrxsGD4a9a1pQFXhiDQR73frzW7qT6iaZrnSYHwtUHsAEvQkqGwQcuaMO2gSwAJv5VRBnv6jF4JHhE8T4l62zuukZl90u3u3/s400/acrocyanosis.JPG" border="0" /> <div align="justify">f. Kutis Marmorata<br />Tampak seperti jaring laba-laba berwarna kemerahan di permukaan kulit. Umumnya terdapat di bagian kaki.</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454833981795254514" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 384px; CURSOR: hand; HEIGHT: 240px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVHm6US2fb0wpdJ6Dvff1o8wtIXCPPu4McsWMpoQ056pQGIpVgbokOnXj0Oit55izsZbOg-dtSxK0KA75o9vG5tPfL9rz7JoK_F-Ryh0Mvn8N3uiMzKXmnsp2fmqv-nGsxlsmsQWyyouhb/s400/kutis.jpg" border="0" /> <div align="justify">g. Limfangioma</div><div align="justify">Limfangioma dikenal juga sebagai tanda lahir saluran limfa yang bisa ditemukan dimana saja termasuk membran mukosa. Bentuknya merupakan bintil tembus pandang berukuran kecil sekitar 2-4 mm. Jika terkena trauma bisa berwarna merah gelap karena ada perdarahan. Jika ada keluhan kosmetis penanganan yang dianjurkan adalah eksisi, laser atau krioterapi.</div><div align="justify"><br />h. Port-wine Stain<br />Sesuai dengan namanya, kelainan yang juga tergolong dalam malformasi vaskuler ini berwarna merah anggur atau keunguan dan bisa bertambah gelap dengan pertambhan umur. Bentuknya tidak teratur dengan ukuran bervariasi dari beberapa milimeter hingga benar-benar luas. Lokasi tersering adalah wajah dimana survei mendapati sisi kanan lebih sering dari kiri tanpa penyebab yang pasti, maupun anggota gerak. Banyak sindrom yang dihubungkan dengan tanda lahir ini dan sering berupa sindroma yang berhubungan dengan kelainan saraf dan beberapa bentuk malformasi organ. Penanganannya dilakukan dengan laser bermetode Flashlamp Pulsed Dye Laser, dan cukup aman bagi anak-anak maupun dewasa.</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5454832838806618002" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 272px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieY26cnspngQRmtSDA4b9VKmWWTd8rltdSNqYYx9Qz3A1uf7fZY2XFYISd7SuAaDr2eGQHP_DxQKQTxqo5ywNNUboRpWHxLlVELq2JuTkfxwK6y996kd4s-INtUkw3xhv7ioQ2CKJElcRQ/s400/port-wine_stain_on_infant.jpg" border="0" /> <div align="justify"><br />3. APAKAH TANDA LAHIR GENETIK?</div><div align="justify"><br />Sebuah tanda lahir terbentuk merupakan noda pada kulit sebelum kelahiran. Satu dari sepuluh bayi lahir dengan tanda lahir pembuluh darah. Penyebab pasti tidak diketahui tanda lahir dan tanda lahir pembuluh darah tidak turun-temurun.<br />Mereka dapat terjadi di mana saja pada kulit. Mereka adalah pembuluh darah berlebih yang jinak dalam kulit dan mereka terdiri dari sel-sel yang merupakan bagian dari lapisan dalam pembuluh darah. Mereka sering terjadi pada bayi prematur. Mereka tidak berhubungan dengan kesehatan yang buruk.<br />Tanda lahir dapat terjadi dalam berbagai warna seperti biru, biru-abu-abu, cokelat, cokelat hitam, merah muda, putih, merah dan ungu. Mereka datang dalam berbagai ukuran dan bentuk. Mereka dapat bersifat halus atau mengangkat dari permukaan kulit. Teramati bahwa beberapa tanda lahir berangsur-angsur pergi setelah anak tumbuh, sementara ada orang lain yang tumbuh dengan usia.</div><div align="justify"><br />4. FAKTOR PENYEBAB</div><div align="justify"><br />Penyebab beberapa tanda lahir tidak diketahui pasti. Ada banyak cerita rakyat dan mitos yang terkait dengan tanda lahir tetapi tidak satupun dari mereka telah terbukti untuk menjelaskan penyebab tanda lahir. Per beberapa mitos yang tanda lahir disebabkan ketika wanita hamil melihat sesuatu yang aneh atau dia mengalami banyak ketakutan. Terjadinya tanda lahir lebih pada wanita dibandingkan pada laki-laki. Tanda lahir jatuh ke dua kategori besar, pembuluh darah dan pigmen tanda lahir tanda lahir.<br />Tahi lalat terbentuk dari massa cell yang umumnya berwarna cokelat atau hitam merupakan tumor jinak pada kulit. Memang sebagian besar tahi lalat didapatkan sejak lahir, tetapi tahi lalat dapat pula baru muncul saat dewasa dan umumnya dalam kasus ini pemicunya adalah kontak yang sering dengan sinar matahari. Tahi lalat yang berwarna cokelat atau hitam mengindikasikan terjadinya penumpukkan pigmen.<br />Pada kasus Hemangioma, selain disebabkan karena kelainan pembentukan pembuluh darah (pembulu darah melebar) juga disebabkan karena faktor tertentu yang terjadi dalam proses kelahiran, misalnya trauma saat lahir. Tanda lahir tidak berkaitan dengan penyakit kulit dan tidak menular. Jadi, orang tua tak perlu cemas.<br />Menurut data medis, 30% tanda lahir sudah tampak sejak saat bayi lahir. Sedangkan yang 70%-nya baru muncul satu hingga empat minggu setelah bayi lahir. Gejala ini lima kali lebih banyak dialami anak perempuan daripada lelaki. Tanda lahir ini juga lebih banyak muncul pada ras kaukasia, dan bayi yang lahir dengan berat kurang atau BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)</div><div align="justify"><br />5. BERBAHAYAKAH?</div><div align="justify"><br />Dalam beberapa kasus, tanda lahir dapat menimbulkan gangguan berat. Namun ini sangat jarang terjadi. Tanda lahir dianggap berbahaya jika munculnya di bagian tubuh yang vital. Misalnya, menutupi sebagian mata atau mulut, sehingga mengganggu penglihatan dan proses makan. Atau jika tanda lahir muncul di berbagai organ dalam tubuh. Seperti hati, usus, organ pernapasan, bahkan otak. Maka dapat ditebak, gangguan yang diakibatkannya, yaitu mulusnya proses kerja organ-organ tersebut.<br />Tahi lalat sebetulnya jinak dan tak berbahaya, hanya saja terkadang memang bisa berubah menjadi ganas. Ia jadi berbahaya jika terjadi perubahan struktur, misalnya warnanya berubah menjadi gelap, atau warnanya tidak homogen, tidak teratur, terasa gatal, dan kemerahan. Biasanya itu terjadi di usia sekitar 30 tahun. Apalagi kalau kemudian tahi lalat itu mudah berdarah. Sebaiknya segera periksa ke dokter.<br />Seringkali perubahan menjadi ganas disebabkan karena iritasi berulang pada tahi lalat seperti sering tertekan, dipencet-pencet, lecet atau tergesek (misalnya tahi lalat di punggung oleh baju yang sempit).</div><div align="justify"><br />6. MENGHILANGKAN TANDA LAHIR</div><div align="justify"><br />Tahi lalat sebaiknya diangkat atau dioperasi jika menimbulkan kecurigaan terjadi suatu keganasan. Ada kalanya seseorang minta tanda lahir diangkat hanya karena secara kosmetis ia tidak suka atau terkadang orang minta diangkat tahi lalatnya hanya karena secara fengshui kurang bagus.<br />Dengan kemajuan dunia kedoteran saat ini tanda lahir dapat dihilangkan dengan operasi dan laser.</span></div></div></div></div></div></div></div></div></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com24tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-53760426872131789482010-03-23T22:29:00.000+07:002010-03-23T22:53:20.611+07:00POST-MATUR<div align="justify"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfdbLrgltf-D6F9GZJ8MwqxneOGtdqtuFIqbHLV64dqxyRmFzUika6b2c67vSlEvE9WockMYKDum3lcrivX-MHkeBvCJvGzMn8Cnbx9dKyfd13hJtDe2t30-p9xJM4himIrGzpIWXuV9Xu/s1600-h/exam-of-baby.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451856659347408226" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 267px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfdbLrgltf-D6F9GZJ8MwqxneOGtdqtuFIqbHLV64dqxyRmFzUika6b2c67vSlEvE9WockMYKDum3lcrivX-MHkeBvCJvGzMn8Cnbx9dKyfd13hJtDe2t30-p9xJM4himIrGzpIWXuV9Xu/s400/exam-of-baby.jpg" border="0" /></a><span style="font-family:georgia;color:#000000;">Selama ini kita sudah akrab dengan istilah bayi premature lalu bagaimana dengan bayi postmature, tahukan anda? Berikut sedikit penjelasan tentang bayi postmature (terlambat lahir) ini:<br />Masa kelahiran bayi rata-rata terjadi setelah 9 bulan 10 hari sejak kehamilan dimulai... ada kalanya terjadi beberapa hari sebelum maupun sesudahnya, tergantung dari situasi dan kondisi si ibu maupun bayi dalam kandungan. Tapi yang jelas bayi yang ada dalam kandungan, pastinya akan lahir.<br /><br /><strong>A. PENGERTIAN</strong><br /><br />Kehamilan yang<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfvrDK17my-8r_2nGJQEgagk1zA4AwFAqz27wEdLcRcXMOhRypFe9c15__6Bom9q-Tfb_c86d4Hw5zCsT2t1aeUbuMdhg3git_dVt-S1frEtxWoVrpuO4plB_qKv1BbSyUjwiRLU1BPf32/s1600-h/image.tempointeraktif.com.jpeg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451856276630667138" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 202px; CURSOR: hand; HEIGHT: 271px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfvrDK17my-8r_2nGJQEgagk1zA4AwFAqz27wEdLcRcXMOhRypFe9c15__6Bom9q-Tfb_c86d4Hw5zCsT2t1aeUbuMdhg3git_dVt-S1frEtxWoVrpuO4plB_qKv1BbSyUjwiRLU1BPf32/s400/image.tempointeraktif.com.jpeg" border="0" /></a> berlangsung melebihi 42 minggu, antara lain kehamilan memanjang, kehamilan lewat bulan, kehamilan postterm, dan pascamaturitas. Kehamilan lewat bulan, suatu kondisi antepartum, harus dibedakan dengan sindrom pasca maturitas, yang merupakan kondisi neonatal yang didiagnosis setelah pemerikasaan bayi baru lahir.<br />Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan ( postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. ( Varney Helen,2007)<br />Keakuratan dalam memperkirakan usia kehamilan meningkat pesat sejak adanya USG yang makin banyak digunakan. Kisaran optimum variasi lama gestasi pada manusia belum diketahui hingga kini, Dan penetapan dua minggu melewati taksiran persalinan (TP) masih berubah- ubah. Meskipun insidensi kehamilan lewat bulan relatif rendah, beberapa studi menunjukkan bahwa sebagian besar induksi yang dijadwalkan dengan indikasi kehamilan lewat bulan faktanya kurang dari 42 minggu berdasarkan hitungan dengan USG. Akibatnya induksi yang menjadi bersifat relatif.<br />Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu. Namun kurang lebih 18 % kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu hingga 7% akan menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria yang digunakan<br /><br /><strong>B. PENGARUH POSTMATUR</strong><br /><br />1. Terhadap Ibu<br /></span></div><div align="justify"><span style="font-family:georgia;color:#000000;">Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosis karena (a) aksi uterus tidak terkoordinir (b). Janin besar (c) Moulding kepala kurang. Maka akan sering dijumpai : partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu dan perdarahan postpartum. Hal ini akan menaikan angka mordibitas dan mortalitas. </span><br /><div><div><div><div><span style="color:#000000;"><div align="justify"><br /><span style="font-family:georgia;">2. Terhadap janin<br />Jumlah kematian janin/ bayi pada kehamilan 43 minggu tiga kali lebih besar <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiACA8jrdgGvhCFsVV9wWvxwDwJQ5wZwiRCzyliIuu9gM3FUtFlZos2CTfbRcFemSG4qBW-VHm1hnbU8RNLbdKQRM6ye1dwvfu3-mtggw1nFbk1o9a7QQFuHq4gfgJGpHr0bBlCpxj2Dcde/s1600-h/220px-Neonatal_Jacoplane.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451855980162906130" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; WIDTH: 220px; CURSOR: hand; HEIGHT: 159px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiACA8jrdgGvhCFsVV9wWvxwDwJQ5wZwiRCzyliIuu9gM3FUtFlZos2CTfbRcFemSG4qBW-VHm1hnbU8RNLbdKQRM6ye1dwvfu3-mtggw1nFbk1o9a7QQFuHq4gfgJGpHr0bBlCpxj2Dcde/s400/220px-Neonatal_Jacoplane.jpg" border="0" /></a>dri kehamilan 40 minggu karena postmaturitas akan menambah bahaya pada janin. Pengaruh postmaturitas pada janin bervariasi: berat badan janin dapat bertambah besar, tetap dan ada yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.<br />Pascapersalinan juga perlu di perhatikan tanda kehamilan lewat waktu yang dijumpai pada bayi dibagi atas tiga stadium: </span></div><br /><ol><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Stadium I. Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi berupa kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas. </span></div></li><li><span style="font-family:georgia;">Stadium II. Gejala stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit. </span></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Stadium III. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.<br />Kemungkinan komplikasi pada bayi postmaturhipoksia ;<br />1. Hipovolemia<br />2. Asidosis<br />3. Sindrom gawat napas<br />4. Hipoglikemia<br />5. Hipofungsi adrenal.<br /></span></div></li></ol><p align="justify"><span style="font-family:georgia;"><strong>C. PEMERIKSAAN PENUNJANG</strong> </span></p><p align="justify"><span style="font-family:georgia;">Selain dari perhitungan hari dari terakhir menstruasi perlu dilakukan pemeriksan lanjutan untuk menentukan umur kehamilan : </span></p><ol><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Bila HPHT dicatat dan diketahui wanita hamil, diagnosis tidak sukar. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Kesulitan mendiagnosis bila wanita tidak ingat HPHTnya. Hanya dengan pemeriksaan antenatal yang teratur diikuti dengan tinggi dan naiknya fundus uteri dapat membantu penegakan diagnosis. </span></div></li><li><span style="font-family:georgia;">Pemeriksaan rontgenologik dapat dijumpai pusat pusat penulangan pada bagian distal femur, baguan proksimal tibia, tulang kuboid diameter biparietal 9,8 atau lebih. </span></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">USG : ukuran diameter biparietal, gerkan janin dan jumlah air ketuban. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Pemeriksaan sitologik air ketuban: air ketuban diamabiil dengan amniosenteris baik transvaginal maupun transabdominal, kulitb ketuban akan bercmapur lemak dari sel sel kulit yang dilepas janin setelah kehamilan mencapai lebih dari 36 minggu. Air ketuban yang diperoleh dipulas dengan sulfat biru Nil, maka sel – sel yang mengandung lemak akan berwarna jingga.<br />- Melebihi 10% = kehamilan diatas 36 minggu<br />- Melebihi 50% = kehamilan diatas 39 minggu </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Amnioskopi, melihat derajat kekeruhan air ketuban, menurt warnanya karena dikeruhi mekonium. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Kardiotografi, mengawasi dan membaca denyut jantung janin, karena insufiensi plase </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Uji oksitosin ( stress test), yaitu dengan infus tetes oksitosin dan diawasi reaksi janin terhadap kontraksi uterus. Jika ternyata reaksi janin kurang baik, hal ini mungkin janin akan berbahaya dalam kandungan. </span></div></li><li><span style="font-family:georgia;">Pemeriksaan kadar estriol dalam urin </span></li><li><span style="font-family:georgia;">Pemeriksaan pH darah kepala janin </span></li><li><span style="font-family:georgia;">Pemeriksaan sitoloi vagina<br /></span></li></ol><p><span style="font-family:georgia;"><strong>D. PENATALAKSANAAN</strong><br /></span></p><br /><p align="justify"><span style="font-family:georgia;">Keputusan untuk mempercepat persalinan harus selalu ditetapkan dengan membandingkan resiko dan manfaat masing masing penatalaksanaan tersebut. Secara umum metode induksi yang paling efektif adalah dengan meningkatkan denyut jantung janian dan hiperstimulasi pada uterus.<br />Prinsip dari tata laksana kehamilan lewat waktu ialah merencanakan pengakhiran kehamilan. Cara pengakhiran kehamilan tergantung dari hasil pemeriksaan kesejahteraan janin dan penilaian skor pelvik (pelvic score=PS).<br />Ada beberapa cara untuk pengakhiran kehamilan, antara lain:<br />1. Induksi partus dengan pemasangan balon kateter Foley.<br />2. Induksi dengan oksitosin.<br />3. Bedah seksio sesaria.<br />Dalam mengakhiri kehamilan dengan induksi oksitosin, pasien harus memenuhi beberapa syarat, antara lain kehamilan aterm, ada kemunduran his, ukuran panggul normal, tidak ada disproporsi sefalopelvik, janin presentasi kepala, serviks sudah matang (porsio teraba lunak, mulai mendatar, dan mulai membuka). Selain itu, pengukuran pelvik juga harus dilakukan sebelumnya.<br />Metode lain yang digunakan untuk menginduksi persalinan ( misalnya minyak jarak, stimulasi payudara, peregangan servik secara mekanis), memiliki kisaran keberhasilan secara beragam dan atau sedikit penelitian untuk menguatkan rekomendasinya.<br /><br /></span><span style="font-family:georgia;"><strong>E. PENYEBAB<br /></strong><br />Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).<br />Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut:<br /></span></p><br /><ul><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Tidak diketahui. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang terjadi. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi. </span></div></li><li><div align="justify"><span style="font-family:georgia;">Faktor genetik juga dapat memainkan peran.<br />Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikut mempengaruhi terjadinya kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan, ras kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu ketimbang yang berkulit hitam.<br />Di samping itu faktor obstetrik pun ikut berpengaruh. Umpamanya, pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup), kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trisemester pertama kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan), dan cacat bawaan janin. </span></div></li></ul><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5451855724841245906" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 267px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_Y4sh7-jFR2TEuxZw0TQQCBNmJTCx4xcpEYdY0-fV8RXh4vzvbgUbwU6LEkE6Ls7-QtgP-H_xu5Os-DHx1rKZf6anAA3uEw0t0mrdB2-E569Dhr9U8ryRQJwbMbYjIqoS1lfy1AsVPHWD/s400/mom_kissing_baby.jpg" border="0" /><br /><p align="justify"><strong><span style="font-family:georgia;">F. </span></strong><strong><span style="font-family:georgia;">PENCEGAHAN<br /></span></strong></p><br /><p align="justify"><span style="font-family:georgia;">Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu), 1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28 minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada kehamilan 7 – 8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir. Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan benar<br />usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan serotinus yang berbahaya. Perhitungan dengan satuan minggu seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan perhitungan yang lebih tepat.. Untuk itu perlu diketahui dengan tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu. Perhitungannya, jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir hingga saat itu dibagi 7 (jumlah hari dalam seminggu). Misalnya, hari pertama haid terakhir Bu A jatuh pada 2 Januari 1999. Saat ini tanggal 4 Maret 1999. Jumlah hari sejak hari pertama haid terakhir adalah 61. Setelah angka itu dibagi 7 diperoleh angka 8,7. Jadi, usia kehamilannya saat ini 9 minggu. </span></span></p></div></div></div></div><br /></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-52946951216179971592010-03-12T18:14:00.000+07:002010-03-13T14:49:31.412+07:00DIVERSITAS IKAN DI PULAU JARING HALUS KABUPATEN LANGKAT<div align="justify"><span style="font-family:georgia;color:#003300;">Luas Desa(Pulau) Jaring Halus yaitu 83 ha, 18 ha darinya merupakan Hutan bakau yang tumbuh menjulang, rimbun dan rapat. Dari hutan bakau itulah 95% warga desa mendapatkan pekerjaan sebagai nelayan pencari udang, kerapu, cerbung dan kepiting. Bertahun-tahun warga menikmati ikan yang bersembunyi di sela-sela akar bakau.</span><br /></div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div><div align="justify"><span style="color:#003300;"></span></div><span style="color:#003300;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447710927668348626" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXOkpUhyE0wx0vt7TFBAvgkSwCdnzp1QgVFStObS-JGBRIgsYFw0WfvJ66rBIucRzwy6jmskltK00QdnNFklFPiC_neGRutAUnCJyCFnueg2JMjzsrOIATTcOW3xdVvHNg_Yji8G0_T_ev/s400/hutan+bakau.JPG" border="0" /> Karena kekayaan bakau inilah yang mempengaruhi banyaknya ragam spesis ikan di Pulau Jaring Halus, berbagai jenis ikan di pulau jaring halus antara lain :</span><br /><br /><div align="justify"><span style="font-family:georgia;color:#003300;">1. Ikan Banang (<em>Tylosurus sp</em>)</span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447712890227257490" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxWcEWrcyHZ3NZSr5E9ONBdl6rDLrITUKnaFti2Tq0q7fqvx3qKtCXZ-KjN5XMXmY4deEVr7xs73yCyMKpbvg8u0_J46rsVZqHkCaOR14vIQlzdLVXichnNMqwxyLWa_M4N4SAnyDPiiTr/s400/ikan+banang.JPG" border="0" /><br /><div align="justify"><span style="font-family:georgia;color:#003300;">2. Ikan Batu Keling (<em>Hemaloptera zollingeri</em>)</span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447713519243070514" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDs6-8gmhq8NFA9pO77QQshqv_kD-urIZ6e9BmBAOoK2Rppr8nU8vykfeoL2tXEgeJCKVQbXDKADwSi0zh_zjRTAPz5uKH20WALtYVWLV7tMg2TbX2aVaNiUMB1UQtMG3kDx_WeXlpY5tI/s400/ikan+batu+keling.JPG" border="0" /> </div><div><br /></div><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">3. Ikan Bau (<em>Rogadius sp</em>) <img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447713735713036370" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgi3KJhhPNLGIkbMNnlrxhqTCrX9V3Enzcmt_yjfRMebzfVq9bZyQQirGp83Zya7b7uMf1PS-IwTTargH5kChsga_b1t19y4MPfFxWftAyIAiDCCAXQwS-JHwFTM-AFt4T9a1UZmGmP3BFM/s400/ikan+bau.JPG" border="0" /> </span></div><div><br /></div><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">4. Ikan Bebaji (<em>Platycephalus sp</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448014230648838002" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUnfhtQHsAqW1_MmNjAfRDSPmh_6DWsXN00d-Mren-8CrezOoVcsdQTfHiKAAeQol2uN-O-8xawtilRIwysShhF7Uf6KGUWVKjY2R9O8oHCrxcPPaOTQEvIUnd9cXKILD1aC3HFxcso_ot/s400/ikan+bebaji.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">5. Ikan Belacak (<em>Acentrogobius Cyanomos</em>) </span><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448013832142231586" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikG2mLDQ19U_Tof1JmFNpM1bladD6FgiRIdd77pspN-vs9iGjKthJOuwS9auLVavAFkdIK_DCjKkP_LHqmyQsIDi6kRzQlviHmqn24YZ-PRLdV5DZAztmMy9778JQKd_N9gJLOwHNd3mgJ/s400/ikan+belacak.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">6. Ikan Belacak Hitam (<em>Glosogobius intermedius</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448013359602181122" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCG_CpqnUi5PS2o-yNxPugyEWXcnv4BwgLBhknAY8h7eOvqU6UESk1-CXbEpXWS5sWKLZM43GQxxnjU6LR3akfMoYtj4-ARxtYfJKKLig40NmfJGodHGfz_ELkYeqbJa9Zgk3c-pLgYOkx/s400/ikan+belacak+hitam.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">7. Ikan Belanak (<em>Mugil chepalus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448013000726972146" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqIvGPvfQOiEGoEEFG6Ya-xOv2BBXHyhPd0GDnHEVrj3UPW3BohTmiOQgePCb5SNmWSYqU1wG1vfvgzv3gfriutmhZiPtT9R8PgbgL4hxaQnpG1FSLDueVGR8vCiQRzZOfoDEeqNkeIP-c/s400/ikan+belanak.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"></span></div><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">8. Ikan Biji Nangka (<em>Upeneus sulphureus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448012576731164178" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR32AAUF3w8S-6cFYLzRZVCIRzYrVkHuGnH3P3eT3HS-kopd288JJsLDxnpkAjBqb5F4clFm3ycNaf5MPxgzNkskBRcWT08kVzYAq6z_mneaW0KqISWfql8CUgEfM_8K-EFX921TxahBHX/s400/ikan+biji+nangka.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">9. Ikan Cerbung (<em>Bryconamericus sp</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448011992678124914" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqyYkHChKW6FVuLXSwc27rc9qtlQ4MzbddD6MltaMN4iQkMphUMtfpacyfVogJ3OJU8KUghzVXUWdmZoaqelB4I4ij4wkKiLn5N6mIwlSLakaKc_16WxmBtxjTkTMHAhqGHNUXZqL8NJLv/s400/ikan+cerbung.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />10. Ikan Culung Bawah (<em>Hemiramphus commersoni</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448011574086671490" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSS9dr4bOITurazfpOzT-d8DTG_c_8-qle8kyhGrOS2M0hJ2M9UwXrTi7U4G2kHBMrI_qgPR-eOs5WiGCHBC98z7msYwV8JYUoRvmef8okoJF8qeBf6RzMLdzc9qAF7inFfZRvFf3_aPf0/s400/ikan+culung.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />11. Ikan Culung Atas (<em>Hemiramphus sp</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448011132447108962" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihIKuH7EDCCDuSYhDbi0i9G6LvUegI5XzzyDr3prq9xLNKMef7AP5TqhCYQYgkawEKec0xtLTIiBbHWtpyvVUo6R_DkeZ0llFEtSEuJjMH7vVCgTeqUHP5PUPmklVMfC3g2uzrffnsgmfg/s400/ikan+culung+atas.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />12. Ikan Gabus Pasir (<em>Rachycentron canadus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448010854703456082" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiSAxP3pXRcS6Y81AjByN8vS6MTit8Na82MZNc6JTwQ-QteSIqfdxyqbkvnphkJPeL9ejm24Vc0jEr_4xcoaHoJ4hyYz60PaeDIPcMa8Tthm5l81-cOJeZcNdASKmx93WBpJEf3JqZbUkbm/s400/ikan+gabus+pasir.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />13. Ikan Gegerut (<em>Pomadasys argyrcus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448010240990063218" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTkORSRgAPXC-ZsobpARQow602isIGCo6MqGhup9q1IzQLqQ3uC_tucWe_koDQJEeBEB78gtxOCqO4D1KGV_QCYoJanS_-mSFVqJGd-d3iCJwTOVJi_gacFivMKsts1Q4e99jKpl4CInfE/s400/ikan+gegerut.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />14. Ikan Gelama (<em>Otolithes argenteus</em></span><br /></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448004360959825170" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPxRQTC04tMvnPe7828J-R2aiQI8fSn5h-dukoy-mrj1xzDTTbQrXwIFH3j4tigMd3lDzYjamOR3HGyUW5GktmDoCu1G2bFQ34eIP8AQVkPnoDWpvF2MC4vkNiG9C0NL6FYAcOdf3PenV-/s400/ikan+gelama.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />15. Ikan Gelama Hitam (<em>Otolithoides brauritus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448002529339825666" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ0ylM0m4vgSYjB911DYgn0e5lgT3yD-WbYjbRudlatyiisKM2M080eBwrQZeRpLetapKQg428T-yXssoTqLAxX4vTL5im2lzkJqwtK85JDB-WXtuaVwUkP4nXb_35GnWi_j9nZ2qzv7o2/s400/ikan+gelama+hitam.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />16. Ikan Gegendang (<em>Terapon jarbua</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448001893599837362" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvrlnwd-1X3XHFBCNVHBo8CXiVocIOeehvGmm80SjjhSSCU0Fvub_H2Tn-MQQOxR3FD5-wweiJdLLnBagUzd40nIBE8yYNP8PsFAH-n4C8sS916rW3u5xz6mbpE49EvfUI0-ZUHu3CUm8n/s400/ikan+gegendang.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">17. Ikan Gelama Pisang (<em>Pseudosciaena sina</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448001171268401458" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXRm7qBe95CYPZFAdiCzpX501gB5wQEqkJHBBGC-ZKaqdxkNfNpyIQ501GTx2mMSGBltQykSmt1nCL2Zg2PIZzW3dKtLbIxeacC1UjgKrM20VCIU9hyphenhyphenFtx4dZqxfRxEED5c8AI2Bc7yTTI/s400/ikan+gelama+pisang.JPG" border="0" /> <div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"><br />18. Ikan Kedera (<em>Holocentrum tubrum</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448000554322721410" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQ8-w_tSsApHxzFFJw3dDlDlV6KBlDhf6LiFgffM3IXRRzsXn8GmIBZcj6NqSFCjCk3egYJEiwlUChfOxQMFTVCMZFAbBb3oyXOyW6218aKlkFniC0cG2DtsrSvn0rhvdp91bNasH6C13d/s400/ikan+kedera.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">19. Ikan Kerapu (<em>Epinephelus merra</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447999423857581522" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTX8D1rUQkSlD_FTwkEpei-ryw2U_wf9F00RfyoIi4AbI5bT2X25dvsTplLDruljNFvwyWyTfv5dM3KU3_pdAGNMCAObs1VXSgUcTaHCdyAqZTPeyN9H7PzCnbrRD2wO0l1dTAS6uzcB05/s400/ikan+kerapu.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">20. Ikan Kikik Api (<em>Gazza minuta</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447997785918848210" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZ-cFsyYm_7RNfV4r_fFWTGrzoAa3eg07-ayvtTQxATB_hkSLOK_QuvVys0U9MCEIYvNWxOt7BVfBFcWVvUUVk8qI3JfprxRcx__cu6l7JYpsBscOXd7uGwILy542d3DBjFcdTr8Lh-N6N/s400/ikan+kikik+api.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">21. Ikan Kikik Emping (<em>Secutor interruptus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447997343288961218" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSEArkzQBSgkwMAFDzC_CYOhoTleNoBMf5PdthUMF-4Z9Ka-RFSPo9Y_bg1hjBd74cKMMoC7QsVc2ZSQ55FPMAYRKM36fdkBaMZBaTBCzD1ky96reLsBZADImsqlKid32axMidSMsjt-nz/s400/ikan+kikik+emping.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">22. Ikan Kasai Merah (<em>Setipinna sp</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447996141694510690" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY2jmuMPbPLY2vKFd-ZJuA6w8g6aAwJHch9WUYvNYE1qeFBYJXDTYvCENWHqkc5HEkLE5TASVxrkgXxvi3bovDsBUbIZhacxWIcwQ74e8Q5ynXAf70t5lBTpUOSUS_CipAd0p4eaRtv23O/s400/ikan+kasai+merah.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">23. Ikan Kasai Minyak (<em>Thryssa sp</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447995837191349442" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi47NfEbaaJb56OEZOpVqhTzdw3aua9JzVR00yQVDUJ8KcjRip-GklUE76fYdgCl8lEqyGnk9LOH-MCUtrrk8KioorTrzBKXAi1zXfqY7CEFC3JKeBPngVgKmgKHIJPVWVAnCLm7zzALpvu/s400/ikan+kasai+minyak.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">24. Ketang Bunga (<em>Scatophagus argus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447995326750132562" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtm1t-sc4JV374gCixLxmeqs63ZN4TzcSK_GItkJhh_Z_wc6stBGokfFvQ2HZdNdy6vR1tHcOmJthhzujxJytXVyusS0gyC4NcNf0tRjofpgxXVziedUf1Z8c6e1zUD1YM1T8QAU-vtUr4/s400/ikan+ketang+bunga.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">25.Ikan Ketang Surat (<em>Siganus javus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447994866598332738" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivu4Dd83IopBtqQznsdttCe9zA-vZESaaDVPW4ef2N3jUz9N1DF42NqTN4U9-hNy7_iTcX-0eBVj5zczm-IbKX0JZHCQKHU5ASuCGGtbTGdP1gmg6llxJgg0CZBu2reQKovFF2Dv54beZ4/s400/ikan+ketang+surat.JPG" border="0" /><br /><div></div><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">26. Ikan Malong (<em>Monopterus albus</em>) </span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447994349573036930" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh82FeoFgp09mC38cU46VilqtFQYoRR83k6eAHZvr2u8hjiYc_fawxVUeZFg2xpxL8zZE6ATSl0iLvjP0NSqIQ96lnxb1ny8CvPVPzfqTOLp9pEmO62O45QazKIMTzS57396Hlu5NL0mPfN/s400/ikan+malong.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">27. Ikan Panas (<em>Pseudocoranx sp</em>)</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447994000901493874" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnSkWWjaRBN0YWMct3ee6_kdkesU626rDZxsJxfIqcmAepxo4FH47J2X2OTs3E3QHHIMyNSZtwu-6SCXzxHO9tfiChQWcz4X2mg3avVEAV3rvEEUu-4mLUNNtg1Agz8CVHh_lrO5i40E5x/s400/ikan+panas.JPG" border="0" /><br /><div align="justify">28. Ikan Pedukang (<em>Arius thalassinus</em>) </div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447716589737194914" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOXypxgu2gWpHt8lDTrdNMhvI43GjUznM651iFX2NqHVZ9OmwjrAoJ40S9PaGa_Dq8r8hhhrM6XSHRDqx2vCIpXTotkkjgrC5qI5PPDUkQ4BGnzvd9hjBAybiTSsSxdFP7SwUPt_gWfBjU/s400/ikan+pedukang.JPG" border="0" /><br /><div align="justify">29. Ikan Sebelah (<em>Cynoglossus lingua</em>) </div></span><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448020437821039362" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxCkJn6j1-2huo_a7AqXs74q35FZjHgw_paOzKo7o_OUgnLaYmpZaLVxB3ZlswpUw7G-OBHo4d2akWS6_IdLsWA82dq13uPZFa-2nebTKChiZk1l5x2lvUbC79XrqoDjzkbOKiJWXzrKD0/s400/ikan+sebelah.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">30. Ikan Seriding (<em>Apogon sp</em>) </span><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448017027059680338" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1CyXcRZBZP87-syE7YVcRjIGNTSieomZSCxygZvWf7PxfjdmVq3N5UGqy6uWNDmlZmCBsMT9qJKyiXrOwTRmFW49SkEzRp6FPWcU3eZe9sZGWEKDwphdbVfg2UMXTEUo1a4tiT8UIoiSI/s400/ikan+seriding.JPG" border="0" /></div><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">31. Ikan Setrum (<em>Narcine sp</em>)</span></div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5448015747128876098" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxfXRREf3AGPyCGhaBJ3P53e9ntiZTNUGDRc5bO8TmLIXnlR0jX_fuN2I3s1xKenuAJZ89g7RbwhsOjzGo4I3DRyqrKuwPrWA8rbB7-1liFBmY9aqLpVurDdhI62N6X7eccA7_gOE1af9a/s400/ikan+setrum.JPG" border="0" /><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">32. Ikan Seloncong (<em>Sillago macrolepis</em>) </div><div align="justify"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447715103358145106" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyHqm8pE3cWCjK5vsyEhm37HW3XNJZ7vGmm5S4YcQnOEzgLYn5dCb8IJZlMnT28MuIJRWrryLIPlgX7tLsNZ541Dyv-HRlGGV96-LGs2rvFoMBXEN6OKKSWSw-OWTX-BmzfbjrmU8_SX6s/s400/ikan+seloncong.JPG" border="0" /><br />33. Ikan Teri Paku (<em>Stolephorus heterolobus</em>)</div><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447714790001265650" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirXHLsD_L_EmvwMzzQyDb5ws8YwDd9TPo_slQKpD81HmhBYubU6BdB6LqH6d9TB4aVViTmiOboYY0jH2UoF17vEVN5Ak5_B0fGmF6Rctb3Zb2Wa1qa-Nn7zDlcmupTdNB1xDPOU26mqVdv/s400/ikan+teri+pau.JPG" border="0" /> </span></div><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"></span></div><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">34. Ikan Teri Pinggir (<em>Stolephorus indicus</em>) <img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447714521652980258" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 300px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTKQivB94rtImr30PCJ9usKbrAJ09oJSjQ4eO92lg1wA5JBk5kHbpYbbep-r5PaXoR5kmbaDEm8J8HBuv7U90okz0jlx9xToTgxLUK_CstPXW00MPib3jFN_nEEiqCpHpBar0eVlHJ1t_1/s400/ikan+teri+pinggir.JPG" border="0" /> </span></div><br /><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;"></span></div><div><span style="font-family:georgia;color:#003300;">35. Ikan Tengkerong (<em>Panna sp</em>)<img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5447714232982128530" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 400px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihG36PYay-Pywb9GnHj-cAnbjHQZ7uXFzwuWZVoX17aHteD8eNWzBVG1rO7tvM8QcpHWL1FLWBSi3r2M_xJ_dXPVpNrFsxMDGSOmZ3n2QLoLhXcvbCbvvJ8_AnBuYJRL689pAUhAMENmGy/s400/ikan+tengkerong.JPG" border="0" /> </span></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-71308272490787205092009-06-28T22:53:00.000+07:002009-06-28T23:11:56.808+07:00MENGUAP<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWbylpGR8bpK0UjIIBEXgvERnkDSiar-1VE2vtoxbvDK2IE65gSCwHhEBv0jzkEO2ihG-GkB7EMEZxdDIiqWSX9X7KQIsWHw8rEIyeLZT20TFNLh_WVQ2L3czeAQgoB3DX3F6_MhKUDIQI/s1600-h/67469_menguap_thumb_300_225.jpg"><span style="font-family:lucida grande;"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352408634415012434" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 300px; CURSOR: hand; HEIGHT: 225px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWbylpGR8bpK0UjIIBEXgvERnkDSiar-1VE2vtoxbvDK2IE65gSCwHhEBv0jzkEO2ihG-GkB7EMEZxdDIiqWSX9X7KQIsWHw8rEIyeLZT20TFNLh_WVQ2L3czeAQgoB3DX3F6_MhKUDIQI/s320/67469_menguap_thumb_300_225.jpg" border="0" /></span></a><span style="font-family:lucida grande;"> </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;font-size:180%;">HOOAAAAAHHHHHHHMM....</span><br /><br /><br /><br /><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">"Kenapa kamu menguap? kurang GIZI ya?" begitulah saya dengar kata Dosen saya terhadap seorang mahasiswa di ruang kuliah, entah itu benar atau hanya gurauan yang jelas saya sempat berpikir kalau menguap itu benar2 diakibatkan seseorang kekurangan gizi, benarkah? ini faktanya:</span></div><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"></span><br /><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Banyak sekali pendapat para ilmuwan tentang menguap ini. Dari sudut evolusi, atau perkembangan manusia, meguap merupakan ”peninggalan” nenek moyang dalam proses evolusi, setidaknya kita juga bisa melihat binatang juga melakukan kegiatan menguap.<br />Ilmuwan lain beranggapan bahwa menguap adalah upaya tubuh untuk mengatasi kekurangan oksigen di otak, setidaknya itulah yang dilakukan seorang peneliti Amerika bernama Gordon Gallup. Dia berasumsi bahwa otak kita ini seperti komputer yang bisa ”bekerja” dengan baik pada suhu ”dingin”. Sehingga untuk menjaga suhu otak tetap dingin diperlukan mekanisme menguap tadi.<br />Menurut teori kedokteran, kita menguap karena level oksigen dalam paru-paru kita rendah. Dalam paru-paru terdapat gelembung-gelembung alveoli. Jika tidak mendapat udara segar dalam jumlah cukup, gelembung itu akan kempes seperti balon kekurangan gas. Sebagai akibatnya, paru-paru akan ‘kejang’ sedikit. Untuk mengatasinya otak kita memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu, diantaranya adalah menguap, agar lebih banyak udara masuk ke dalam paru-paru. Saat kita menguap, lebih banyak udara masuk ke dalam paru-paru. Makanya, setelah menguap kadang kita merasa sedikit lebih segar.<br /></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE6n-sD0E_I1C3s-QC_LwsYazDfMWFErlseSQyxh8R4m6G2GJEzCKs1Ite9N7nQY6OeSxcKCYj_BoNTmFhESdySgH0q-XxYC3PP1b7ZiuJOqIPJm5gD5DBBx588ZI78gwGn5XpW86LQTqu/s1600-h/47006374baa7043a79bn5.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352410103810017218" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 133px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE6n-sD0E_I1C3s-QC_LwsYazDfMWFErlseSQyxh8R4m6G2GJEzCKs1Ite9N7nQY6OeSxcKCYj_BoNTmFhESdySgH0q-XxYC3PP1b7ZiuJOqIPJm5gD5DBBx588ZI78gwGn5XpW86LQTqu/s200/47006374baa7043a79bn5.jpg" border="0" /></a>Menurut penelitian, <span style="color:#cc0000;">menguap itu sangat penting bagi kesehatan</span>. Yaitu <span style="color:#006600;">berfungsi untuk meningkatkan asupan oksigen ke dalam otak melalui paru-paru.Fungsi menguap sama dengan peregangan otot sebelum olahraga yaitu memperlancar aliran darah dan detak jantung</span>.</span></div><br /><br /><br /><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"></span></div><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Para peneliti juga menemukan bahwa sebelum melakukan hal yang besar, seseorang cenderung menguap. Contohnya seorang atlet yang menguap sebelum bertanding, pilot juga suka menguap sebelum terbang, dan bahkan pelajar yang menguap sebelum mengerjakan soal ujian.Bukan hanya manusia saja yang menguap, binatang juga suka membuka mulutnya lebar-lebar dan menguap. Biasanya binatang akan menguap sebelum makan atau ketikan akan berkelahi.<br /></span></div><br /><br /><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;"><strong><span style="font-size:130%;">Apakah menguap itu menular?</span></strong> Ini juga masih diteliti. Sebagian orang mengatakan, menguap adalah gejala psikologis, kita dapat mengatakan pada diri kita untuk melakukan ini atau tidak. Atas dasar inilah mereka menganggap menguap bukanlah "tindakan" menular. Kalau menular tentu kita tidak akan bisa mengontrolnya.<br />Namun, sebagian orang lagi bilang, menguap itu menular. Ya, seperti fenomena serangan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3exx8gnWGuNRsMwZNqzguVwr9DFzrgWBUzDSuG_T7OTgyaJ-y7AfFRGYQ6VmbKJx27W4mmg9rzbNNTPbe5XTnXUcS_W5thztnLAeVvfSSmJG_T88NLr5n3l5c8fOjuOUuWjHMkOF1KWbA/s1600-h/zzzzzzzzzzzzzzzz.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352410423599231538" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; WIDTH: 298px; CURSOR: hand; HEIGHT: 225px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3exx8gnWGuNRsMwZNqzguVwr9DFzrgWBUzDSuG_T7OTgyaJ-y7AfFRGYQ6VmbKJx27W4mmg9rzbNNTPbe5XTnXUcS_W5thztnLAeVvfSSmJG_T88NLr5n3l5c8fOjuOUuWjHMkOF1KWbA/s320/zzzzzzzzzzzzzzzz.jpg" border="0" /></a> menguap di dalam angkot? Atau bisa juga manakala berada di depan orang yang menguap, kita akan menguap. Terkadang saat membaca artikel tentang menguap, tanpa sadar mulut kita melakukan "senam kesegaran paru-paru". Bahkan, jika sedang sendirian memikirkan tentang menguap, kita pun akan menguap! Menurut Prof. Provine dari Maryland, AS, ketika orang menguap di depan kita, maka tubuh kita akan bereaksi, mengatur dirinya sehingga kita dipaksa untuk menguap.<br /></span></div><br /><br /><div align="justify"><span style="font-family:trebuchet ms;">Dalam beberapa budaya, menguap merupakan suatu sikap antisosial sehingga saat menguap orang-orang dari kebudayaan tersebut akan menutup mulut mereka.<br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tetapi aspek-aspek tertentu dari menguap tetap merupakan misteri. Janin di dalam rahim, misalnya, juga menguap. Namum belum diketahui apakah memang janin menarik oksigen melalui paru-parunya. Menguap juga tampaknya merupakan gejala sklerosis ganda dengan sebab-sebab yang belum diketahui.<br /></span></div></span><span style="font-family:trebuchet ms;"></span><span style="font-family:trebuchet ms;"></span><br /></span><span style="font-family:trebuchet ms;">Sekarang saya tahu kalau Dosen saya itu cuma bcanda, agar mahasiswa tersebut malu untuk menguap di ruang kuliah kali yahh...</span>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-21021868508437781512009-06-28T21:05:00.000+07:002009-06-29T14:22:46.917+07:00MIMISAN<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcGP3zq7tVCNu2NRPT5nymyxO78JbB3forRkMcac_66H0q32BXZonFGn9T72gEZyjLVIcV4nYwbbfuvsRzvd7n8zMEmvcwOgMN0Nev2Cp3T73aS1j-XHWaWhTLoXwpnb9y4TnF8vqWBs7G/s1600-h/mimisan_2.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352396521644163954" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; WIDTH: 255px; CURSOR: hand; HEIGHT: 185px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcGP3zq7tVCNu2NRPT5nymyxO78JbB3forRkMcac_66H0q32BXZonFGn9T72gEZyjLVIcV4nYwbbfuvsRzvd7n8zMEmvcwOgMN0Nev2Cp3T73aS1j-XHWaWhTLoXwpnb9y4TnF8vqWBs7G/s320/mimisan_2.jpg" border="0" /></a> <span style="font-family:arial;font-size:180%;color:#006600;"><strong>MIMISAN</strong></span><br /><div><br /><br /><div align="justify"><span style="font-family:arial;">keluar darah dari hidung disebabkan adanya pembuluh darah yang berada di selaput lendir hidung pecah. Pecahnya pembuluh darah tersebut menyebabkan darah keluar secara terus-menerus dari hidung. Keluar darahnya bisa banyak, bisa juga sedikit, tergantung besar kecilnya pembuluh darah yang pecah tersebut.<br />Kendati keluar darahnya sedikit, tapi penyakit ini disebut juga sebagai mimisan. Mimisan sendiri terbagi menjadi 2 jenis :</span></div><ol><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Jenis pertama disebut :</span><span style="font-family:arial;">Epistaksis Anterior yang disebabkan oleh pecahnya sambungan antara arteri etmodialis anterior dan labialis superior. Titik perdarahannya jelas, yaitu hanya di hidung bagian depan, sehingga tidak berbahaya.<br />Arteri-arteri yang ada di anterior itu letaknya di permukaan dan sangat kecil, bila terjadi mimisan pecahnya cuma kecil. Bila perdarahannya normal, sekitar 3-5 menit akan berhenti sendiri. Mimisan jenis ini biasanya terjadi pada anak-anak yang kurang istirahat, panas tinggi, menjelang akil balig, atau trauma di hidung bagian luar. </span></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Sedangkan jenis kedua :Epistaksis Posterior, disebabkan oleh pecahnya arteri sfenopalatina. Titik perdarahannya tidak kelihatan, karena letak arterinya di dalam. Tiba-tiba bisa terjadi perdarahan terus-menerus lewat hidung.<br />Pada epistaksis posterior, yang pecah adalah arteri besar, sehingga perdarahannya bisa terus-menerus. Karena itu, si penderita harus segera dibawa ke rumah sakit dan ditangani oleh dokter spesialis THT (Telinga Hidung, Tenggorokan) dan penyakit dalam. Bukan dokter umum, sebab jika dokter umum yang menangani epistaksis posterior ini, maka risiko kematian sangat besar. Di bagian THT pun penanganannya spesifik.<br />Mimisan jenis ini kerap terjadi pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Yang menarik, pecahnya arteri sfenopalatina pada penderita hipertensi, justru baik bagi si penderita. Pasalnya. pecahnya arteri sfenopalatina justru sebagai klep pengaman daripada terjadi stroke. Kalau stroke, yang pecah adalah arteri di dalam otak. Sebelum pecah di arteri dalam otak, arteri sfenopalatina sudah pecah dulu, sehingga tensinya turun, dan bisa meredakan rasa pusing atau sakit kepala.<br />Ini biasanya terjadi pada orang di atas 40 tahun, dan seringkali disebabkan oleh hipertensi. Karena itu, bila, seseorang yang sudah pernah mengalami mimisan posterior akibat hipertensi, tekanan darahnya harus selalu terkontrol. Karena, jika tensinya tidak terkontrol, kemungkinan arteri sfenopalatina akan pecah lagi sekitar 50 persen. </span></div></li></ol><br /><div><span style="font-family:arial;">Penyebab MIMISAN :</span></div><br /><div><span style="font-family:arial;"></span></div><ol><li><span style="font-family:arial;">Penyebab paling sering adalah benturan atau kebiasaan mengkorek-korek hidung.</span></li><br /><li><span style="font-family:arial;">Udara panas dan kering menyebabkan selaput lendir hidung menjadi kering dan pecah.</span></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Bila hidung tersumbat terus dan berbau busuk, mungkin disebabkan anak memasukkan suatu benda ke dalam hidungnya.</span></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Sekat hidung yang bengkok, menyebabkan aliran udara kurang baik. Akibatnya selaput lendir hidung menjadi kering dan pecah.</span></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Pilek dan alergi. Peradangan di rongga hidung dan membuang ingus terlalu keras dapat menyebabkan mimisan.</span></div></li><br /><li><span style="font-family:arial;">Mencium bahan kimia, misalnya asam sulfat, bensin, amonia.</span></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Kadang-kadang mimisan adalah gejala penyakit darah, misalnya kurang trombosit, kurang faktor pembekuan, leukemia, dan lain-lain. Pada penyakit-penyakit tersebut, sering ada gejala lain misalnya pucat, biru-biru di kulit, dan lain-lain.</span></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Mimisan pada orang dewasa dapat disebabkan merokok, tekanan darah tinggi, alkohol, atau makan obat yang mengencerkan darah.</span></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Anak yang minum obat yang mengandung asetosal dan ibuprofen juga dapat mengalami mimisan karena darah menjadi kurang cepat membeku.</span></div></li></ol><br /><div><span style="font-family:arial;">Mencegah MIMISAN :</span></div><br /><div><span style="font-family:arial;"></span></div><ol><li><span style="font-family:arial;">Jangan mengkorek-korek hidung.</span></li><br /><li><span style="font-family:arial;">Jangan membuang ingus keras-keras.</span></li><br /><li><span style="font-family:arial;">Hindari asap rokok atau bahan kimia lain.</span></li><br /><li><span style="font-family:arial;">Gunakan pelembab ruangan bila cuaca terlalu kering.</span></li><br /><li><span style="font-family:arial;">Gunakan tetes hidung NaCl atau air garam steril untuk membasahi hidung.</span></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Oleskan vaselin atau pelembab ke bagian dalam hidung sebelum tidur, untuk mencegah kering.</span></div></li><br /><li><span style="font-family:arial;">Hindari benturan pada hidung.</span></li></ol><br /><div><span style="font-family:arial;"><span style="color:#006600;"><span style="font-size:130%;">Bagaimana mengatasinya</span><strong>?</strong></span> </span></div><br /><ol><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Cara sederhana untuk menghentikan perdarahan tanpa bantuan obat dan alat. Cukup<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN51gElL30KIjwdvq0wXWCO4MJpJvEWJepuCpHiJW-8JMZ6WXBFJIu8DimRtqjWolqD6lGKg3dDcDpIdu5RtU6aEkmk-s_y4gxXYvM0s0JkUB_aUXet6ozylFHlayYbA2_N8MM-DqJQLrb/s1600-h/flu(3).jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5352396187327014386" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; WIDTH: 227px; CURSOR: hand; HEIGHT: 320px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN51gElL30KIjwdvq0wXWCO4MJpJvEWJepuCpHiJW-8JMZ6WXBFJIu8DimRtqjWolqD6lGKg3dDcDpIdu5RtU6aEkmk-s_y4gxXYvM0s0JkUB_aUXet6ozylFHlayYbA2_N8MM-DqJQLrb/s320/flu(3).jpg" border="0" /></a> dengan duduk dengan posisi badan dan kepala agak maju ke depan. Lalu gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menekan dan menutup hidung. Sedangkan mulut dibuka untuk bernapas. Lakukan selama 1-2 menit. Tak berapa lama kemudian biasanya darah langsung berhenti.<br />Dengan memajukan kepala berarti darah tidak akan mengalir kembali ke tenggorokan. Gunanya mencegah iritasi dan batuk, tersedak, atau muntah darah. Posisi duduk juga membuat aliran darah lebih lambat, karena posisi jantung sebagai pusat pompa darah berada di bawah hidung. Berbeda jika anak dibaringkan, karena posisi jantung berada sejajar dengan hidung, sehingga darah yang mengalir pun relatif lebih cepat.</span></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Jika cara pertama belum berhasil, cobalah kompres hidung dengan es. Bungkuslah es dengan saputangan lalu tempelkan di antara kening dan hidung. Selain es, benda lain seperti makanan atau minuman beku bisa digunakan. Es dan benda dingin lainnya yang ditempelkan mampu mengecilkan pembuluh darah sehingga perdarahan pun cepat berhenti. Kompres bisa dilakukan saat perdarahan sedang berlangsung maupun berhenti. </span></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:arial;">Jika kebetulan ada kangkung, anda bisa menggunakan kangkung untuk mengobati mimisan. Beberapa referensi menyebutkan, dalam 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam, nilai nutrisnya adalah energi sebanyak 28 kkal, air 91, 2 gram, protein 1, 9 gram, lemak 0, 4 gram, dan karbohidrat 5, 63 gram. Selain itu, kangkung juga mengandung mineral, vitamin A, B, C, asam amino, kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.<br />Kangkung memiliki sifat kimia sebagai antiracun, peluruh perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang, dan sedatif (penenang/obat tidur). Karenanya tidak heran jika kita mudah mengantuk setelah makan dalam porsi banyak dengan menu utama kangkung.<br />Untuk keperluan pengobatan, yang dipergunakan adalah seluruh bagian tumbuhan dan akar. Kandungan kimianya adalah daun mineral, vitamin, karotena, hentriakontan, dan sitosterol. </span><span style="font-family:Arial;"><span style="font-family:Arial;"><span style="font-family:Arial;"><br /><blockquote><p align="justify"><span style="font-family:Arial;"><span style="font-family:Arial;"><span style="font-family:Arial;">"Beberapa jenis penyakit yang bisa diobati dengan kangkung, antara lain mimisan, haid terlalu banyak, sakit gigi, melancarkan air seni, keracunan makanan, kencing darah, sakit perut, sulit tidur, wasir berdarah, dan sebagainya"</span></span></span></p></blockquote></span></span></span><em><span style="color:#006600;"><span style="font-family:Arial;">Untuk mengobati mimisan dan mengurangi haid yang terlalu banyak, ambillah dua ikat kangkung dan cuci hingga bersih. Setelah itu ditumbuk hingga halus atau diblender. Selanjutnya airnya disaring dan dicampur dengan satu sendok makan madu. Air ini kemudian diminum sekaligus sehari sekali. </span><span style="font-family:Arial;">Atau menggunakan daun sirih. Setelah dicuci bersih, gulunglah daun sirih tersebut lalu dimasukan ke hidung yang mengalami pendarahan. Daun sirih dikenal ampuh untuk mengatasi mimisan karena mengandung zat pengerut jaringan atau astringen. </span></span></em></div></li><br /><li><div align="justify"><span style="font-family:Arial;">Sebaiknya anda segera berkonsultasi ke dokter spesialis THT, untuk mengetahui lebih rinci penyebab mimisan anda tersebut. Mungkin mimisan anda dikarenakan anda mengalami gangguan sinusitis atau darah tinggi.</span></div></li></ol><p align="justify"><span style="color:#cc0000;">AWAS, PERDARAHAN BERAT!Bila setelah 10 menit perdarahan masih berlanjut, apalagi disertai panas, sebaiknya segera ke dokter. Karena, bisa jadi ini merupakan indikasi suatu penyakit serius, seperti demam berdarah, tumor ganas pada rongga hidung, kaker darah, atau haemofilia.<br />Dokter akan mencari sumber perdarahan dengan bantuan alat pengisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian, hidung 'disumbat' tampon khusus untuk hidung selama 3-5 menit. Dengan cara ini dapat diketahui apakah sumber perdarahan dari depan atau belakang rongga hidung. Pada kasus-kasus tertentu diperlukan pemeriksaan laboratorium dan/atau radiologi.</span></p></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-4837734257247083302009-02-18T22:43:00.000+07:002009-02-28T12:57:29.109+07:00INTERAKTIF<div align="justify"><span style="font-size:180%;"><span style="font-family:trebuchet ms;color:#cc9933;">Kamu tau donk gambar apa yang saya buat sebagai latar untuk blog ini, ayo berikan pendapat kamu mengenai makhluk hidup yang satu ini, ato mungkin ada yang masih bingung makhluk hidup ini tergolong tumbuhan atau hewan kah?</span><br /></span></div><br /><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304166074045854226" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 261px; CURSOR: hand; HEIGHT: 299px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG5i4-rQWNF7vk2JKBJWEeuYHPJC-vLHE0aBA9zb0VcTEbau_-IcCwFIcNkw1lGu_nDk3onBGtbibOqUihIWywlgJ0baIt7AAa-UzR7Rk-dfU65vrpdlMfE7DY5juJPeAM6RCeFAl8lyuA/s320/perak.gif" border="0" /><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;color:#cc9933;"></span></div><br /><div><span style="font-family:Trebuchet MS;"><span style="color:#cc9933;"></span></span></div><br /><div align="justify"><span style="font-family:Trebuchet MS;"><span style="color:#cc9933;"><span style="font-size:180%;"><strong><em>ayo</em></strong> berikan pendapat kamu, dan diakhir diskusi aku akan tambahkan fakta-fakta plus pendapatku juga..</span></span></span></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8000490584284675327.post-7442129983120676772009-02-15T12:08:00.001+07:002010-03-12T18:13:14.254+07:00PENCEMARAN AIR<div align="justify"><span style="font-size:130%;color:#000099;"><strong>1. Pengertian Air Bersih<br /></strong></span><br />Air merupakan karunia Tuhan yang paling berharga bagi ummat manusia. Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan dan tumbuhan. Tidak ada zat yang lebih penting dan banyak kegunaannya selain air. Air bersih berbeda dengan air murni. Air bersih belum tentu murni tetapi dapat digunakan dengan aman untuk keperluan sehari-hari.<br />Air bersih harus memenuhi beberapa syarat :<br />1. Jernih, tidak berasa dan tidak berbau.<br />2. Mempunyai pH sekitar 7, bebas dari bakteri.<br />3. Harga DO (Oksigen terlarut) tinggi.<br />4. Harga BOD (kebutuhan dengan Biokimia) rendah.</div><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXWt-elGgofw2jY4tbRCaeKe1FmwRKrGVUtiBXEMK1tX0ESMr0ZBj-sEi55ODlnhyphenhyphenZcCZZkxEla3dC7t_aydRb4igGvauQswxjbvWgRJCdjf_YRoDKufj9Smn7VC8yXhinOQLL1xWtKder/s1600-h/water_drop.jpg"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302892978878230978" style="DISPLAY: block; MARGIN: 0px auto 10px; WIDTH: 320px; CURSOR: hand; HEIGHT: 214px; TEXT-ALIGN: center" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXWt-elGgofw2jY4tbRCaeKe1FmwRKrGVUtiBXEMK1tX0ESMr0ZBj-sEi55ODlnhyphenhyphenZcCZZkxEla3dC7t_aydRb4igGvauQswxjbvWgRJCdjf_YRoDKufj9Smn7VC8yXhinOQLL1xWtKder/s320/water_drop.jpg" border="0" /></a><br /><br /><div align="justify">Untuk memperoleh air bersih dan air murni, cara yang umum dilakukan adalah Filtrasi (Penyaringan), Kogulasi (Penggumpalan), Destilasi (Penyulingan), dan penambahan Desinfektan (Kaporit).<br /></div><br /><div align="justify">Air dinyatakan tercemar apabila terdapat gangguan terhadap kualitas air sehingga air tidak dapat digunakan untuk tujuan penggunaannya. Air tercemar karena masuknya makhluk hidup, zat atau energi kedalam air, sehingga kualitas air turun yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.</div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify">Menurut peruntukannya berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor.20 Tahun 1990 BAB II ditetapkan sbb:</div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify">1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan lebih dulu.<br />2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air bukan untuk minum.<br />3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk perikanan dan peternakan.<br />4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, pembangkit listrik tenaga air.</div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify"><span style="font-size:130%;color:#000099;"><strong>2. Sumber Pencemaran Air<br /></strong></span><br /><span style="color:#3333ff;">A. Limbah Industri</span><br /><br />Pada umumnya limbah industri dapat mencemarkan air. Oleh karena itu, limbah harus diproses dan tidak boleh langsung dibuang ke saluran umum. Limbah industri yang paling berbahaya adalah logam berat seperti Raksa (Merkuri). Limbah merkuri dapat berasal dari industri obat, industri batu baterai, industri kosmetik, industri plastik atau pengolahan logam.<br /><br />Raksa masuk kedalam tubuh manusia melalui dua jalur.<br />1. Senyawa raksa yang terlarut dalam air masuk melalui rantai makanan dari Mikroorganisme ke ikan kemudian ke manusia yang mengkonsumsinya.<br />2. Senyawa raksa dari Fungisida masuk ke tumbuhan, kemudian kepada hewan pemakan rumput kemudian manusia.<br /><br />Di Jepang antara tahun 1953-1960, tercatat 111 orang meninggal pada saat tragedi Minamata. Dimana orang memakan ikan yang sudah tercemar oleh zat merkuri di perairan Minamata. Tahun 1966, 20 orang meninggal dan 45 orang cedera karena keracunan raksa di Guatemala.<br /><br /><span style="color:#3333ff;">B. Limbah Pertanian</span><br /><br />Penggunaan Pupuk dan Pestisida yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk yang berlebihan akan menyuburkan tumbuhan air seperti ganggang dan enceng gondok sehingga permukaan air tertutup. Hal ini menghambat masuknya sinar matahari kedalam air dan akan mematikan Fitoplankton air. Akibat selanjutnya ganggang dan enceng gondok akan menghabiskan aksigen terlarut sehingga ikan tidak dapat hidup.<br /><br /><span style="color:#3333ff;">C. Limbah Pemukiman</span><br /><br />Limbah pemukiman yang paling potensial untuk mencemarkan air adalah Detergen. Limbah detergen sangat sulit diuraikan oleh Mikroorganisme sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena itu buih detergen sering menutupi permukaan sungai dan danau. Selain itu detergen juga mengandung senyawa Fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan ganggang dan enceng gondok. Sehingga dapat berakibat seperti diatas.<br /><br /><span style="font-size:130%;"><strong><span style="color:#000099;">3. Air Sadah</span></strong><br /></span><br />Air sadah ialah air yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+. Air sadah menyebabkan sabun sukar berbuih dan timbulnya sejenis karang dan kerak. Sabun sukar berbuih karena ion Ca2+ dan Mg2+ mengendapkan sabun. Contoh reaksinya :<br />Ca2+ + 2CH3 (CH2)16 COO- (ag) --> Ca (CH3 (CH2)16 COO2) (s)<br />Ion stearat pada sabun --> Endapan sabun<br /></div><br /><div align="justify">Pada reaksi pemanasan Garam Hidrogen Karbonat akan mengendap. Kesadahan tetap disebabkan oleh garam selain garam hidrogen karbonat, seperti CaSO4, CaCl2, MgSO4 dan Mg Cl2. Cara menghilangkan kesadahan tetap :<br /><br /><span style="color:#3333ff;">A. Proses Soda Kapur<br /></span>Pada proses ini sadah direaksikan dengan soda Na2CO3 dan kapur Ca(OH)2 sehingga ion Mg2+ dan ion Ca2+ diendapkan. Reaksinya :<br />Ca(HCO3)2 (ag) + Ca(OH)2 (ag) --> 2CaCO3 (s) + 2H2O (l)<br />MgSO4 (ag) + Ca(OH2)2 (ag) --> Mg(OH)2 (s) + CaSO4 (ag)<br />CaSO4 (ag) + Na2CO3 (ag) --> CaCO3 (s) + Na2SO4 (ag)<br /><br /><span style="color:#3333ff;">B. Proses Zeolit<br /></span>Dengan ini air sadah dialirkan melalui Natrium Zeolit, sehingga ion Ca2+ dan ion Mg2+ akan diikat zeolit, menggantikan ion Na+ membentuk kalsium/magnesium zeolit.</div><br /><div align="justify"></div><br /><div align="justify">---------------------------------------------------------------</div><br /><div align="justify"><span style="font-size:78%;">Purba, Michael. Kimia 2000 SMU Kelas 2B. Penerbit Erlangga. 1994 (Suplemen GBPP 1999).<br />Ashory, Irfan. Kimia SMU Kelas 2. Penerbit Erlangga. 1994 (Suplemen GBPP 1995).<br />Retnowati, Priscilla. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 2. Penerbit Erlangga. 1994 (Suplemen GBPP 1999).</span></div><br /><div align="justify">---------------------------------------------------------------</div><div align="justify"><blockquote><br /><p align="justify"><span style="font-family:georgia;color:#999999;">"Dalam bukunya <em>The Hidden Message</em> in Water, </span><a href="http://www.masaru-emoto.net/english/e_ome_home.html"><span style="font-family:georgia;color:#999999;">Dr. Masaru Emoto</span></a><span style="font-family:georgia;color:#999999;"> menguraikan bahwa air bersifat bisa merekam pesan, seperti pita magnetik atau compact disk. Semakin kuat konsentrasi pemberi pesan, semakin dalam pesan tercetak di air. Air <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwDTolpXyFTFODgMdIsYdiJvnyAik6yaz03Pfkk2m4rRUCxKq0enwSGSkkalQX6zJ9sCy6PV33RVUR_hBPwcvfaPzjtxSRYI6V5yEE6aim4A3WlR7apaviRskUpgLdFmvRlPkZbMzaLr_n/s1600-h/sains_001.gif"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5302976688399463922" style="FLOAT: right; MARGIN: 0px 0px 10px 10px; WIDTH: 200px; CURSOR: hand; HEIGHT: 140px" alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwDTolpXyFTFODgMdIsYdiJvnyAik6yaz03Pfkk2m4rRUCxKq0enwSGSkkalQX6zJ9sCy6PV33RVUR_hBPwcvfaPzjtxSRYI6V5yEE6aim4A3WlR7apaviRskUpgLdFmvRlPkZbMzaLr_n/s200/sains_001.gif" border="0" /></a>bisa mentransfer pesan tadi melalui molekul air yang lain. Barangkali temuan ini bisa menjelaskan, kenapa air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu ini kita anggap musyrik, atau paling sedikit kita anggap sekadar sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit."</span></p></blockquote></div>Agung Effendyhttp://www.blogger.com/profile/15672016683548486708noreply@blogger.com0